Pengumpulan Dana Bantuan Kuliah untuk Mahasiswa Saat Krisis Moneter 1998

434
PPH Kagama langsung mengimbau alumni untuk membantu adik-adiknya untuk mengirimkan dana melalui universitas dan Kagama saat hadapi krisis moneter 1998. Foto : raumus.com
PPH Kagama langsung mengimbau alumni untuk membantu adik-adiknya untuk mengirimkan dana melalui universitas dan Kagama saat hadapi krisis moneter 1998. Foto : raumus.com

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Di tahun 1998, Pengurus Pusat Harian (PPH) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama)  melihat krisis moneter menyebabkan macetnya kegiatan akademik mahasiswa.

Salah satu indikatornya adalah peningkatan jumlah mahasiswa yang menunda pembayaran SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) dan terpaksa cuti baik dengan atau tanpa izin.

Total ada 336 mahasiswa yang menunda pembayaran SPP sejak 1997 dan 3357 mahasiswa yang cuti antara 1990-1996.

Pada waktu itu, belum belum ada beasiswa Bidik Misi dari Dikti seperti sekarang.

Menurut penuturan Rektor UGM saat itu, Prof. Dr Ichlasul Amal, beberapa perusahaan menyetop pemberian beasiswa kepada mahasiswa.

“Mereka tidak pakai ancang-ancang, misalnya sampai akhir tahun. Ini langsung dihentikan,” tutur Prof. Ichlasul, dikutip dari Majalah KAGAMA edisi Mei 1998.

Baca juga: Kagama Jual Nasi Rp400 untuk Selamatkan Mahasiswa dari Krisis 1998

Prof. Ichlasul menambahkan, UGM sebetulnya telah menyediakan dana untuk membantu mahasiswa, tetapi terbatas.

Rencana menaikkan SPP pun sulit dilakukan bagi Prof. Ichlasul yang baru saja menjabat sebagai rektor menggantikan Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com.

“Tidak mungkin itu dinaikkan, karena akan lebih banyak menimbulkan persoalan,” ujar Prof. Ichlasul.

Hanya, Pak Rektor tetap saja mengkhawatirkan terganggunya kegiatan perkuliahan bagi fakultas yang menyelenggarakan praktikum.

“Saya belum tahu bagaimana penyelesaiannya. Sebab, dana yang diperlukan untuk alat dan bahan habis pakai di laboratorium jelas tidak cukup,” katanya.

Baca juga: Pembangunan SDM Perlu Diwujudkan Lewat Guru dan Pendidikan yang Inovatif

Prof. Ichlasul pun kala itu mengaku berencana mengajak kerja sama dengan Kagama untuk mengetuk sejumlah alumni.

“Mudah-mudahan kalau dari alumni cukup banyak, bisa mengatasi masalah tersebut meski cuma dalam setahun ini,” pungkas Prof. Ichlasul.

Mendengar mandat Rektor UGM, PPH Kagama langsung mengimbau alumni untuk membantu adik-adiknya untuk mengirimkan dana melalui universitas dan Kagama.

Adapun pemanfaatan dana tidak hanya untuk SPP dan pembelian alat dan bahan praktikum, tetapi juga mencakup biaya hidup serta penyelenggaraan kafetaria murah khusus mahasiswa. (Tsalis)