Jadi Senior Manager di BNI Syariah, Alumnus Fakultas Filsafat UGM Angkatan 1989 Ini Tak Pernah Lamar Kerja

1667

Baca juga: Ketua Dewan Riset Nasional Sebut Alasan Jepang Unggul dalam Inovasi Makanan Lokal

“Banyak kawan-kawan angkatan saya yang tidak percaya saya bekerja di kantoran karena saya dulu gondrong dan dekil,” ujar Hatifudin, setengah berkelakar.

“Bahkan tidak ada yang percaya bahwa saya sekarang mampu menempuh pendidikan hingga jenjang S3,” terangnya.

Di balik penampilan tidak meyakinkan, ternyata ada usaha keras dari Hatifudin yang tak pernah diketahui teman-temannya.

Pria berkaca mata ini menjelaskan, di luar kuliah, dia bisa belajar sembilan jam dalam sehari.

Selain itu, Hatifudin juga meluangkan waktunya berkegiatan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa.

Baca juga: 19 Tahun Jadi Jurnalis, Alumnus Sosiologi UGM Ini Merasa Terbantu dengan Ilmunya Selama Kuliah

Semuanya itu dilakukannya untuk menambah kapasitas diri dan sebagai bekal.

“Kita harus belajar apa yang tidak dipelajari kebanyakan orang. Kita punya potensi. Karena itu, jangan minder,” ucap Hatifudin.

Prinsip inilah yang diyakini Hatifudin hingga saat ini. Menurutnya, paradigma melamar pekerjaan sekarang bergeser menjadi menawarkan kemampuan.

Sehingga, keberadaan seseorang bisa menjadikan suatu perusahaan menjadi berkembang.

Untuk bisa mengisi satu posisi di perusahaan, seseorang harus punya komitmen dan kompetensi.

Baca juga: Kiat Melunasi Utang di Masa Keuangan yang Sulit