Andang Widi Harto: Energi Nuklir Juga Bisa Merakyat

1833

Baca juga: Bung Hatta dan UGM

Tantangan Pengembangan Nuklir di Indonesia

Kini selain mengajar, Andang juga diberi amanah menjadi Kaprodi S1 Teknik Nuklir.

Ia pun mendapat banyak tantangan mengembangkan energi nuklir di Indonesia, di tengah-tengah pro dan kontra masyarakat terhadap nuklir.

“Ada banyak peluang untuk mengembangkan energi nuklir di berbagai sektor. Sebab, energi nuklir juga dibutuhkan masyarakat. Jadi terkait pro dan kontra, dari kami tidak masalah. Kontra itu justru menjadi tantangan bagi kami,” ujar pria kelahiran 4 Maret 1966 itu.

Andang menambahkan, ia bersama Prodi berusaha memanfaatkan energi nuklir sebesar-besarnya, tetapi dengan risiko yang sekecil-kecilnya.

Agar masyarakat lebih familiar dengan energi nuklir, kata Andang, Prodi Teknik Nuklir melalui kegiatan pengabdian masyarakat memberikan sosialisasi tentang ilmu nuklir dan keselamatan nuklir.

Baca juga: Raih Doktor, Tahir Ingin Dirikan Leadership Public Policy School di UGM

Menurut Andang, energi nuklir untuk industri ke depaannya juga akan berkembang.

“Kami juga punya semacam prediksi, pengembangan nuklir ke depan bisa sampai menjamah ke industri kecil,” ungkap pria yang menyelesaikan pendidikan masternya di S2 Teknik Kimia UGM ini.

Ia mencontohkan salah satu pemanfaatan energi nuklir untuk industri makanan.

Andang mengamati di era modern ini makanan harus disajikan dengan bersih dan rapi.

Katakanlah ikan laut, setelah dibersihkan dengan air, ikan kemudian dikemas lalu divakum, sehingga bakteri-bakteri yang aerob mati.

Baca juga: Kementerian PUPR Optimis Jalankan Visi Misi Presiden dan Realisasikan Pemindahan Ibu Kota 

Kemudian tersisa bakteri anaerob dan bakteri lemah yang bisa berkembang menjadi kista.

Selanjutnya bakteri yang tersisa itu diradiasi dengan energi nuklir.

“Biasanya kalau diradiasi dengan bahan kimia akan ada residunya. Tetapi kalau menggunakan energi nuklir tidak ada. Nanti kita bisa memilih level dosis yang membuat bakteri itu mati. Tetapi bahan ini kemudian mengalami kerusakan yang minimal, sehingga makanan tersebut bisa diawetkan dengan sedikit zat aditif. Bisa dibangun sentra semacam ini daerah para nelayan,” jelas Andang.

Bagi Andang energi nuklir tidak hanya elit secara pengetahuan, tetapi juga bisa merakyat.

Di samping itu, pemanfaatan energi nuklir perlu diimbangi dengan pengetahuan yang cukup tentang keselamatan radiasi. (Kiantnhi)

Baca juga: Kiat Belajar Investasi untuk Mahasiswa