Alumnus FMIPA UGM Ini Dirikan Perguruan Tinggi dan Jualan Film Sekelas Hollywood

1670

Baca juga: Ketua KAGAMA Malang Ingin Alumni Lintas Generasi Semakin Guyub

Belajar Sambil Mengajar

Belajar sambil mengajar merupakan kesibukan yang lebih dari sekadar berorganisasi. Suyanto sempat dilema ketika jadwal mengajar dan jadwal ujiannya bertabrakan.

Namun, dengan kerelaan dia melepas ujiannya dan memilih mengajar. Menurutnya, seseorang berkorban untuk kepentingan orang lain, maka Tuhan akan memberikan keajaiban.

Meskipun menikmati masa mahasiswa yang berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, Suyanto tetap merasa bangga dan terkesan bisa menjadi bagian dari Kampus Kerakyatan.

Hal yang berkesan itu salah satunya karena dia bertemu dengan orang-orang yang menginspirasi dan baik hati. Seperti Prof. Kirbani, sosok dosen yang menurut Suyanto bisa berpikir out of the box.

Suyanto merasa putus asa dengan nilai IP-nya yang rendah. Namun, dia memberanikan diri bernegosiasi dengan dosen pembimbing akademiknya itu.

Baca juga: Kenangan Haru Ketua KAGAMA Lampung Saat Berebut Bangku di Kampus Ngasem

Berkat kebaikan dan pola berpikir terbuka Kirbani, dia pun diperbolehkan mengambil 22 SKS di semester berikutnya.

“Luar biasa, karena menurut aturan sebetulnya nggak boleh. Kebaikan beliau itu nggak akan pernah saya lupakan,” ujarnya.

Kebaikan serupa juga Suyanto terima dari teman seperjuangannya, Dr. Moh Ali Joko Wasono, yang pernah meminjaminya uang untuk membayar kuliah.

Mendirikan Amikom

Setelah bekerja keras semasa mahasiswa, mendirikan bimbingan belajar dan lembaga kursus komputer setelah lulus S1, Suyanto kemudian memulai langkah besar mendirikan sebuah perguruan tinggi, STMIK Amikom (sekarang Universitas Amikom Yogyakarta)pada 1992 .

“Karena nggak ada kampus yang tidak mau menerima mahasiswa tidak pandai seperti saya. Jadi, saya dirikan perguruan tinggi, sekarang malah bisa jadi dosen dan pimpinan dosen,” tuturnya.

Merintis perguruan tinggi, kata Suyanto, tak semulus yang dibayangkan. Walaupun sudah menjadi dosen, dirinya mengaku masih dalam tahap belajar seperti mahasiswanya.

Sampai akhirnya, Universitas Amikom Yogyakarta (Amikom), berkembang hingga mendapatkan 70 penghargaan nasional dan 170 penghargaan internasional.

Baca juga: Ketua KAGAMA Batang Ini Pernah Jadi Saksi Patah Hati Teman KKN