JIBB 2023 Bawa Batik Kian Luwes Penggunaannya dan Luas Konsumennya

288

Konsekuensi Jogja Kota Batik Dunia

Ketua Dekranasda DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, menyampaikan predikat dan prestasi prestisius Jogja Kota Batik Dunia mengandung konsekuensi yang tidak sederhana terkait tugas konservasi, pelestarian, pengembangan dan pemberdayaan batik, baik sebagai seni maupun industri di DIY.

Konsekuensi dari penetapan tersebut maka Pemda dan Dekranasda DIY menyelenggarakan JIBB setiap dua tahun sekali.

“Kami menyadari penetapan Jogja Kota Batik Dunia tidak hanya menjadi kebanggaan DIY saja tetapi adalah penghargaan internasional kepada Batik Indonesia.”

Baca juga: Gitar Batik Karya Alumnus Arsitektur UGM Ini Telah Mendunia

“Oleh karena itu, marilah kita terus bersama-sama memajukan batik nasional kita,” ujarnya.

Fashion show batik dijadikan busana kekinian. Foto: KAGAMA.CO/Jos
Fashion show batik dijadikan busana kekinian. Foto: KAGAMA.CO/Jos

GKR Hemas menyampaikan dengan mengusung tema Borderless Batik subtema Sustainable and Marketability pada JIBB 2023, maka rangkaian acaranya dilakukan pada Juni ini.

Diawali dengan Launching JIBB 2023 dilanjutkan Seminar Batik Nasional pada Agustus 2023 dan Jogja Membatik Dunia sebagai puncak acara diselenggarakan di Yogyakarta pada Oktober 2023 bersamaan dengan Peringatan Hari Batik Nasional.

“Teristimewa tahun ini, kami mengadakan peluncuran JIBB di Sarinah Jakarta agar dikenal sebagai event nasional maupun internasional.”

Baca juga: Batik Semakin Dikenal di Rusia

“Kami berharap dengan kehadiran para undangan khususnya para menteri, duta besar dan tokoh-tokoh Batik dapat menjadi bagian dari upaya kita bersama untuk mempromosikan Batik Indonesia sebagai produk budaya bangsa yang telah diakui dunia,” kata GKR Hemas.

Sementara Ketua Panitia JIBB Gatot Saptadi menambahkan salah satu fungsi gelaran JIBB ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban DIY yang telah ditetapkan menjadi Kota Batik Dunia, terdapat syarat mempertahankan predikat tersebut, di mana dua tahun sekali WCC akan melakukan evaluasi.

Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Gusti Kangjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam (kebaya putih) bersama jajaran Dekranasda DI Yogyakarta. Foto: KAGAMA.CO/Jos
Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam (kebaya putih) bersama jajaran Dekranasda DI Yogyakarta. Foto: KAGAMA.CO/Jos

“Kami ingin menunjukkan lebih luas pada dunia, Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia pada gelaran JIBB tahun ini.”

“Penyelenggaraan JIBB 2023 pun mendapat dukungan penuh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY dan berbagai pihak lainnya,” papar Gatot.

Baca juga: Riwayat Jogja sebagai Kota Batik Dunia

Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti menambahkan sejumlah festival batik digelar guna mempromosikan batik DIY melalui berbagai sektor.

Salah satunya melalui ajang pameran batik JIBB yang tahun ini diluncurkan di Sarinah, Jakarta.

“Kenapa peluncuran JIBB 2023 dilakukan di Sarinah Jakarta? Agar batik kita bergema dengan lebih luas, dari ibu kota,” pungkas Syam.

Sebelum peluncuran JIBB 2023 digelar acara Talkshow bertema “Batik Daur Kehidupan.”

Baca juga: Tak Hanya Corak Yogyakarta yang Dipamerkan dalam Festival Batik DWP UGM

Sedangkan dalam peluncuran JIBB 2023 ditayangkan Video Kisah JIBB, Batik Daur Kehidupan, Fashion Show Batik, serta ditutup dengan kunjungan ke Display Batik. (*)