Berpeluang Berkembang, Belis Butuh Keberpihakan Pemerintah, Investor, dan Jaminan Pasar

243
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T, M.T., M.Sc., Ph. D., IPU., ASEAN Eng mengatakan pembuatan becak listrik (Belis) sudah diinisiasi sejak Dekan FT UGM sebelumnya Prof. Ir. Nizam, Ph.D. yang mendapat pesanan dari PT. PLN (Persero), PT. Pertamina (Persero) hingga PT. RNI (Persero). Foto: KAGAMA.CO
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T, M.T., M.Sc., Ph. D., IPU., ASEAN Eng mengatakan pembuatan becak listrik (Belis) sudah diinisiasi sejak Dekan FT UGM sebelumnya Prof. Ir. Nizam, Ph.D. yang mendapat pesanan dari PT. PLN (Persero), PT. Pertamina (Persero) hingga PT. RNI (Persero). Foto: KAGAMA.CO

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Ada tiga prioritas utama Presidensi G20 Indonesia yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi energi yang berkelanjutan.

Agenda transisi energi yang berkelanjutan lebih mengarah pada transisi menuju ekonomi hijau (green economy) agar bisa lebih adil dan terjangkau, adjust, dan affordable.

Negara-negara berkembang memerlukan suatu transisi untuk mencapai ekonomi hijau dan cara mengakses pasar terhadap investasi yang mengarah pada green economy.

Pemerintah terus bekerja keras untuk mengembangkan lebih konkret ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle di tanah air, sebagai bagian dari green economy.

Baca juga: Peduli Perkembangan Kemaritiman Indonesia, Sultan HB X Raih Maritime Awards 2022

Salah satunya ditunjukkan dengan penggunaan kendaraan listrik pada ajang G20 di Indonesia menjadi momentum membangun komitmen dalam mewujudkan energi bersih serta mempercepat transisi energi, menuju energi bersih.

Namun jauh sebelum kendaraan listrik unjuk gigi dalam ajang Presidensi G20, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menginisiasi pengembangan kendaraan listrik yang dipadukan dengan alat angkut tradisional, becak kayuh bernama becak listrik atau Belis melalui riset mandiri sejak 2016 lalu.

Sekilas Belis tampak sama seperti becak kayuh pada umumnya, namun terdapat beberapa perbedaan berupa box di belakang tempat duduk pengemudi, serta handle gas dengan indikator baterai.

Belis generasi keenam yang diluncurkan pada 20 Desember 2018 tersebut merupakan hasil kerja sama UGM melalui Fakultas Teknik dengan Pertamina dan PLN.

Baca juga: Hasto Wardoyo Rebranding BKKBN Baru, Lebih Fresh, dan Kian Keren

Desain dikerjakan oleh grup riset kendaraan listrik FT UGM di bawah koordinasi Dr. Jayan Sentanuhady yang juga Direktur Innovation Center for Automotive (ICA) bersama  Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK).

Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T, M.T., M.Sc., Ph. D., IPU., ASEAN Eng mengatakan pembuatan becak listrik sudah diinisiasi sejak Dekan FT UGM sebelumnya Prof. Ir. Nizam, Ph.D. yang mendapat pesanan dari PT. PLN (Persero), PT. Pertamina (Persero) hingga PT. RNI (Persero).

Karena sifatnya masih konversi dari becak motor atau bentor yang pada saat itu sangat marak dibandingkan becak kayuh di konferensi ke becak listrik.

“Namun sayangnya ada beberapa kendala di mana bentor masih lebih mudah dikendarai bagi pengemudi becak.”

Baca juga: Kurangi Kecelakaan Lalu Lintas, Jasa Raharja Gelar Safety Riding Bersama PNM

“Konversi dari motor bekas ditempelkan dan isi bensin lebih cepat ketimbang charge listrik jadi secara kepraktisan lebih praktis bentor,” ujarnya saat berbincang dengan KAGAMA.CO di kantornya, Selasa (22/11/2022).