Danny Kosasih: Startup yang Sukses Mendapatkan Pendanaan Belum Tentu Sukses di Pasar

645

Baca juga: Pasca Lulus, Alumnus UGM Akan Menghadapi Situasi yang Menarik dan Kompleks di Masa Pandemi

Namun, menurut Danny model Bussiness to Bussiness (B2B) cukup potensial diterapkan di masa sekarang.

Sistem B2B menjual bisnis untuk melayani orang lain. Danny menegaskan B2B bisa memberikan keuntungan lebih banyak bagi sebuah bisnis.

“Banyak korporasi bekerja sama dengan startup untuk membangun digitalisasi. Dengan B2B, startup punya kesempatan untuk membantu korporasi dalam value chain yang ada di perusahaan.”

“Berbagai aktvitas perusahaan membutuhkan bantuan secara teknologi maupun digitalisasi, sehingga cost structure dan nilai tambahnya lebih efisien, serta bisa menghasilkan margin yang lebih besar,” jelasnya.

Seperti bank dan fintech, keduanya tidak bersaing, tetapi justru berkolaborasi.

Baca juga: Menuju Indonesia Emas, Hendri Saparini Dorong Reformasi Ekonomi yang Adil

Danny menuturkan, bank-bank menggandeng fintech atau jasa-jasa pelayanan fintech untuk bisa membantu value chain yang ada dalam bank tersebut. Mulai dari penyusunan database hingga penyaluran pangsa pasar.

Menurut lulusan Universitas Indonesia itu, model bisnis kolaborasi dan kompetisi inilah yang akan tren beberapa tahun ke depan.

Menurut Danny, bank tidak selalu bersaing dengan fintech, karena keduanya memiliki keunggulan masing-masing.

Dewasa ini, para investor dengan pendanaannya berusaha mencari potensi-potensi startup yang mau melakukan digitalisasi.

Dana ini dikumpulkan oleh para konglomerasi besar yang pada umumnya berasal dari luar negeri, kemudian menyalurkannya ke startup-startup.

Baca juga: Relasi Kekuasaan Jadi Alasan Mengapa Kekerasan Seksual Ada di Dunia Pendidikan