Upaya Kampus Kerakyatan Kembangkan Hasil Riset Lewat Inkubator Startup

655
Kasubdit Pengembangan Usaha, Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Eddy Junarsin menjelaskan Innovative Academic program besutan UGM yang bertujuan sebagai inkubator untuk mengintegrasikan semua potensi, bidang ilmu dan unit-unit yang ada di UGM. Foto: Ist
Kasubdit Pengembangan Usaha, Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Eddy Junarsin menjelaskan Innovative Academic program besutan UGM yang bertujuan sebagai inkubator untuk mengintegrasikan semua potensi, bidang ilmu dan unit-unit yang ada di UGM. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Dengan dibentuknya Innovative Academy UGM, untuk pertama kalinya Kampus Kerakyatan mendesain sebuah inkubator yang mencoba mengintegrasikan semua potensi, bidang ilmu, dan unit-unit yang ada di UGM untuk berintegrasi di dalam Innovative Academic program.

Hal tersebut disampaikan oleh Kasubdit Pengembangan Usaha, Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Eddy Junarsin dalam Seminar Daring Bussiness Leadership #6, bertajuk Startup and Creative Industry In New Normal Era, yang digelar pada Sabtu (22/8/2020).

“Bila semua bidang terintergrasi, harapannya ide dan solusi yang dilahirkan bisa komprehensif. Pada awal pembentukan IA tahun 2014, kami berfokus pada mahasiswa.”

“Namun, sekarang sudah menjadi lebih luas, karena tidak hanya mahasiswa yang punya potensi menghasilkan ide dan produk bagus, tetapi dosen juga bisa,” ujarnya.

Menurut Eddy, kemampuan mahasiswa dalam melakukan riset akan sangat baik jika dimanfaatkan hingga ke tahap hilirisasi.

Baca juga: Ganjar Rangkul Semua Lapisan Masyarakat untuk Hadapi Pandemi Covid-19, Begini Strateginya

Dia menyayangkan riset yang bagus hanya terhenti pada publikasi saja.

Oleh sebab itu, akan sangat baik jika mahasiswa memanfaatkan kemampuan risetnya untuk membangun startup lewat inkubator.

Ada berbagai pilihan strategi dalam melakukan komersialisasi produk, salah satu yang paling mudah yaitu, lisensi.

Misalnya, kata Eddy, jika kita memiliki copyright baiknya langsung dilisensikan dengan mitra yang ditunjuk.

Selain lisensi, kata Eddy, pelaku bisnis juga bisa langsung menetapkan status PT pada usahanya tanpa melalui inkubasi.

Baca juga: Kata Profesor Iin Handayani, Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa’ Sudah Tak Cocok Lagi untuk Generasi Z