Relasi Kekuasaan Jadi Alasan Mengapa Kekerasan Seksual Ada di Dunia Pendidikan

937
Tiga alumnus Fakultas Filsafat UGM, Rudy Gunawan, Hastanti Widy, dan M. Mustafid, mencoba megungkap duduk permasalahan pelecehan seksual di dunia pendidikan. Foto: Alinea
Tiga alumnus Fakultas Filsafat UGM, Rudy Gunawan, Hastanti Widy, dan M. Mustafid, mencoba megungkap duduk permasalahan pelecehan seksual di dunia pendidikan. Foto: Alinea

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Beberapa pekan lalu publik digegerkan dengan dua kasus pelecehan yang melibatkan dunia pendidikan.

Pertama, kasus fetish bungkus jarik yang menimbulkan sejumlah korban mahasiswa di Jawa Timur.

Kedua, kasus teror curhat praktik swinger oknum dosen kepada sejumlah mahasiswa di Jogja. Kasus terbaru tersebut sama-sama berkedok penelitian.

Sastrawan Rudy Gunawan melihat akar persoalan ini adalah pemahaman seksualitas yang berantakan di dunia pendidikan.

Artinya, kata Rudy, persoalan yang menyangkut pelecehan di dunia pendidikan tidak pernah selesai.

Baca juga: Berdayakan Warga Terdampak Covid-19, KKN UGM Daring Kembangkan Agro-Edu-Wisata di Bantul

“Kurikulum pendidikan kita tidak pernah berbicara soal seksualitas pada tingkat SD dan SMP,” kata Rudy, dalam webinar yang diadakan KAGAMA Filsafat dan Fakultas Filsafat UGM belum lama ini.

“Begitu SMA, begitu banyak informasi yang diberikan, hal itu tidak bisa dilakukan. Apalagi zaman sekarang, mudah sekali mendapat informasi, melimpah seperti sampah,” ucapnya.

Alumnus Filsafat UGM angkatan 1986 ini mengatakan, keluarga menjadi kunci untuk pendidikan seks.

Di tingkat yang lebih luas, menurut Rudy, pembuat kebijakan perlu mengambil pendekatan filsafat untuk merancang kurikulum pendidikan seks yang multidimensional.

Jika ditilik dari bentuknya, pelecehan seksual yang terjadi di kalangan mahasiswa tidak melulu hubungan seksualitas.

Baca juga: Apa Saja Kegiatan yang Ingin Dilakukan Masyarakat Saat Pembatasan Sosial Berakhir?