Dokter THT RSA UGM Bantah Masker Bisa Sebabkan Keracunan Karbondioksida dan Kekurangan Oksigen

773

Baca juga: Terima 2518 Calon Mahasiswa, UGM Paling Favorit di SBMPTN 2020

Menurutnya, jika ada nakes yang pingsan, hal itu bukan murni karena maskernya.

“Perlu dilihat juga adanya faktor lain pada individu tersebut, bisa jadi kondisinya lapar dan dehidrasi sehingga tanpa pakai masker pun sudah ada risiko pingsan,” kata Boni.

“Penggunaan masker,  justru dianjurkan di masa pandemi sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 ketika beraktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain,” paparnya.

Dalam penelitian terkini, masker terbukti efektif mengurangi transmisi virus corona yang berukuran nanometer.

Kendati demikian, masker, termasuk jenis N-95, masih bisa ditembus oksigen dan karbondioksida sehingga tidak menganggu sirkulasi udara dalam pemakaiannya.

Baca juga: Ketua KAGAMA Makassar Tutup Usia, Dokter yang Berjiwa Sosial Itu Telah Tiada

“Masih ada celah untuk udara bertukar. Kalau tidak tembus sama sekali, 3 menit setelah pemakaian masker bisa langsung pingsan,” kata Boni.

“Masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan masker karena aman bagi kesehatan dan bisa melindungi diri dan orang lain dari penyebaran virus corona,” jelasnya.

Walau begitu, Boni berpesan kepada masyarakat umum untuk tidak memakai masker N-95 yang dikhususkan untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien berisiko tinggi.

“Memakai masker N-95 memang kurang nyaman serta melelahkan dan ini memang hanya untuk nakes yang berhubungan langsung dengan pasien Covid-19,” ucap Boni.

“Karenanya, masyarakat umum cukup memakai masker kain tiga lapis dengan memperhatikan cara penggunaan dan melepas yang benar,” lanjutnya.

Baca juga: Genap Berusia 61 Tahun, Ketua KAGAMA Kalteng Ingin Majukan Masyarakat Dayak