Kraton Surakarta Doakan Keselamatan NKRI Lewat Upacara Labuhan

1015

Baca juga: Nezar Patria: Fakultas Filsafat UGM adalah Sekolah Kepenulisan Terbaik di Indonesia

“Kegiatan upacara berlangsung dengan memenuhi standar paugeran. Dimulai dari cepuri Parangkusumo,” tutur Purwadi.

“Tempat ini dipercaya sebagai pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senapati. Kisah kasih penguasa pantai selatan dengan raja Mataram berlangsung turun tumurun.”

“Perjanjian ini disebutkan dalam kitab Babad Tanah Jawi,” terang alumnus Fakultas Filsafat dan Fakultas Ilmu Budaya UGM tersebut.

Agenda dilanjutkan dengan tarian Bedaya Ketawang saat ritual tingalan jumenengan di Panggung Sangga Buana.

Tempat itu diyakini Purwadi sebagai lokasi perjumpaan Raja Kraton Surakarta Hadiningrat dengan Kanjeng Ratu Kidul atau Kanjeng Ratu Kencono Sari.

Baca juga: Dirjen Nizam: Masa Pandemi Jadi Batu Lompatan Pendidikan Tinggi untuk Membuat Terobosan

Tari Bedaya Ketawang secara khusus untuk menyambut kedatangan Kanjeng Ratu Kidul.

“GKR Wandansari yang diikuti para pendherek lenggah saluku tunggal (duduk bersimpuh), amepet babahan hawa sanga, sajuga kang sinidhikara,” ucap Purwadi.

“Kukuse dupa kumelun sumundhul ing ngawiyat. Asap dupa mengepul ke atas langit. Berbaur dengan wewangian garu rasamala,” lanjut dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNY ini.

Dalam tahap ini, peserta upacara berdoa agar selalu manggih basuki lestari (menemui keselamatan yang abadi), nir ing sambikala (jauh dari segala marabahaya).

Dunia semakin damai tentram. Upacara diteruskan ke tahapan Wilujengan secara lesehan di Cepuri Parangkusumo.

Baca juga: 19 Tahun Berkarier di Bidang Kehutanan, Korsa Rimbawan Selalu Jadi Kebanggaan Tri Wira Yuwati