KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ada 7,05 juta orang pengangguran di Indonesia, per Agustus 2019.
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jadi penyumbang terbesar dengan jumlah penganggur 10,42 persen.
Jumlah penganggur SMK mengungguli lulusan SMA (7,92%), diploma (5,99%), universitas (5,67%), SMP (4,755), dan SD (2,41%).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, Ph.D, menegaskan bahwa fenomena yang dialami oleh lulusan SMK tak akan lagi terjadi pada masa mendatang.
Sebab, Wikan mengatakan, kurikulum seluruh SMK di Indonesia kini terus diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan industri.
Baca juga: Pandangan Helmy Yahya soal Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo
“Setelah saya roadshow ke banyak SMK di Indonesia tiap tahun kurikulumnya disinkronkan dengam industri,” ujar Wikan kepada Kagama, Selasa (11/8/2020).
“Ternyata hanya 20 persen yang menganggur. Delapan puluh persennya bekerja, terserap, atau kuliah,” terang alumnus D3 Teknik Mesin UGM angkatan 1993 tersebut.
Perbaikan kurikulum yang dikatakan Wikan berkaitan dengan program yang dia canangkan sejak dilantik sebagai dirjen pendidikan vokasi, Mei lalu.
Program itu adalah link and match alias pernikahan pendidikan vokasi dengan dunia industri dan dunia kerja (DUDI).
Menurut Wikan, pernikahan ini akan menguntungkan banyak pihak. Khususnya industri, yang juga butuh sumber daya manusia.