Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Museum Biologi UGM Dibuka Secara Virtual
Di samping itu, Nizam menyebut sudah banyak inovasi yang dilahirkan perguruan tinggi di Indonesia. Seperti alat test kit, rapid test buatan Indonesia yang dibuat oleh UGM, UNAIR, dan Hepatika.
Dalam waktu dua bulan dapat dihasilkan dan dijual dengan harga yang relatif murah dibandingkan rapid test yang ada di pasaran.
“Ada pula inovasi dari UGM yaitu, ventilator ICU yang dibuat dalam waktu 2 bulan dan saat ini sedang dalam persiapan memasuki industri untuk di produksi massal.”
Baca juga: Sultan: Normal Baru Bukan Sekadar Beraktivitas dengan Protokol Kesehatan
“Saat ini kami sedang mengadakan pelatihan bersertifikat secara gratis untuk para dosen, Pelatihan diadakan pada hari Senin, Rabu, dan Jum’at yang dilaksanakan sampai akhir Juli secara daring,” jelasnya.
WfH, kata Nizam, ternyata tidak kalah produktif dibandingkan dengan bekerja di kantor. Justru selama pandemi dorongan kreativitas semakin tinggi.
“Terbukti kita bisa menciptakan teknologi merah putih, termasuk yang dilakukan UGM. Semangat gotong royong, seluruh sivitas dan alumni luar biasa, sehingga kita lebih tenang menghadapi masa-masa sulit ini,” ujarnya. (Kn/-Th)
