Waspada Ancaman Radikal Bebas di Dalam Tubuh Akibat Covid-19, Begini Solusinya

4127

Baca juga: Tiga Prediksi yang Mungkin Bisa Terjadi Setelah Pemerintah Terapkan Kebijakan New Normal

“Memang Covid-19 manfaatnya tidak kita rasakan sekarang. Tetapi, bisa jadi anak cucu kita di masa depan yang merasakan,” ungkap dosen lulusan Nagoya University, Jepang itu.

Manusia ketika fokus pada virus, maka mereka akan berpikir dengan reductionist approach.

Secara biologis, manusia terlihat lebih sederhana dengan DNA dan protein yang disebut biology molekular.

Dilihat dari pergerakannya, virus akan bermutasi. Sutiman mengatakan, jika virus menyerang Kota Malang, maka virus akan berkembang menjadi varian Malang.

Kondisi ini yang kemudian menghambat pembuatan vaksin secara massal.

Baca juga: Ketua KAGAMA Farmasi Jelaskan Cara agar Indonesia Lepas dari Ketergantungan Alat Kesehatan Impor

“Hal ini sebetulnya wajar dari sisi biologis, karena sebetulnya virus sudah ada sebelum manusia ada. Bisa dibilang virus itu saudara tua kita. Virus bertahan dalam jangka waktu miliaran tahun,” jelasnya.

Sutiman menegaskan, jika manusia ingin melakukan peperangan dengan virus, maka manusia juga harus secerdas virus.

Covid-19 dinilai Sutiman sangat cerdas, karena tingkat mutasinya sangat tinggi. Virus ini bermutasi secara adaptif, artinya berusaha bertahan dalam situasi apapun.

Selain itu, Covid-19 juga memiliki frekuensi yang tinggi dan luwes pergerakannya, serta tidak terikat ruang dan waktu.

Baca juga: Tata Kelola Rotan di Kalsel Dinilai Buruk, Begini Kendala dan Solusinya