Jejak Manis Industri Gula Kesultanan Mataram

1408

Baca juga: Bengawan Solo, Mengalirkan Sejarah Keutamaan

Ratusan tahun pun berlalu hingga Kesultanan Mataram telah terbagi menjadi tiga kerajaan: Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Praja Mangkunegaran.

Dua kerajaan yang disebut terakhir dikatakan Purwadi sebagai pelopor keberhasilan industri gula di tanah Jawa.

Kasunanan Surakarta memulainya setelah Raja Sinuwun Pakubuwana Vll membuat rencana strategis untuk membangun industri gula pada 1842.

Kemudian, Sinuwun Pakubuwana X melanjutkannya dengan mendirikan Pabrik Gula (PG) Manisharjo di Klaten pada 1901.

Sementara itu, Praja Mangkunegaran meraih puncak kesuksesan industri gula saat dinakhodai KGPAA Mangkunegara IV (hidup pada 1736-1881).

Baca juga: Perang Panjang Perebutan Kekuasaan Mataram yang Diakhiri Perjanjian Salatiga

Dari tangan dinginnya, lahir PG Colomadu (1861), PG Tasikmadu (1871). Kata Purwadi, Mangkunegara IV juga mendirikan PG Candi di Jawa Timur pada 1930-an.

“Kemilaunya karier Mangkunegara IV di bidang pergulaan, yang langka digeluti oleh raja pribumi ini, akhirnya berembus sampai penjuru dunia,” ucap Purwadi.

“Saban orang luar, pegawai tinggi atau swasta, manakala berkunjung ke Solo minta diperbolehkan untuk melihat pabrik gula Mangkunegaran untuk menghapus rasa penasaran yang melanda.”

“Serta belajar manajemen perkebunan ‘raja gula dari Jawa’,“ jelas alumnus Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Filsafat UGM ini.

Purwadi menilai, Mangkunegara IV telah meninggalkan warisan berharga berupa semangat berwirausaha.

Baca juga: Seni Gamelan untuk Ruwatan Tolak Balak Zaman Prabu Syaelendra