Mencicipi Gudeg Tertua di Jogja, Pertahankan Resep yang Sama Hampir Seabad

645

Baca juga: Makna Lebaran dan Hari Lahir Pancasila Menurut Walikota Gorontalo Alumnus UGM

Krecek dalam gudegnya, menjadi daya tarik dari Gudeg Mbah Lindu ini, gurih dan pedasnya terasa. Cukup mengimbangi rasa manis gudegnya.

Bagi orang yang gemar makan krecek wajib mencoba Gudeg Mbah Lindu.

Lokasi Gudeg Mbah Lindu sangat strategis, berada dekat dengan kawasan wisata, tepatnya di sebelah utara Hotel Grage Ramayana dan Hotel Malioboro Inn.

Ketika memasuki Jalan Sosrowijayan itu, kamu akan menemui warung tenda kecil di pinggir jalan. Antrean pembeli kerap kali mengular saat pagi hari.

Bagi yang membawa kendaraan pribadi, harap lebih berhati-hati memarkirkan kendaraannya, karena tidak tersedia lahan parkir yang memadai di sekitar warung.

Baca juga: Gerak KAGAMA NTT dalam Membantu Penanganan Wabah Covid-19

Warung tenda yang sederhana ini hanya bisa memuat 10 orang, bagi yang ingin makan di tempat.

Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang sabar mengantre hanya untuk makan gudeg sambil menyaksikan Ratiah meracik gudegnya dan berbagi kisah tentang perjuangan sang Ibu.

Pelanggannya pun beragam, mulai dari tukang becak, pekerja swasta, hingga pelajar.

Namun, sebagian besar pelanggannya adalah wisatawan dari berbagai daerah dan generasi.

Meskipun legendaris dan laris di kalangan wisatawan, Gudeg Mbah Lindu dijual dengan harga yang masih ramah di kantong, yakni mulai harga Rp20.000-25.000 per porsi. (Kn/-Th)

Baca juga: Lampaui 572 Universitas, UGM Nomor Satu di Indonesia