Makna Lebaran dan Hari Lahir Pancasila Menurut Walikota Gorontalo Alumnus UGM

259
Walikota Gorontalo alumnus UGM, Marten A. Taha, turut merenungi pesan apa yang terkandung di balik lebaran dan Hari Lahir Pancasila dalam masa pandemi Covid-19. Foto: hulondalo
Walikota Gorontalo alumnus UGM, Marten A. Taha, turut merenungi pesan apa yang terkandung di balik lebaran dan Hari Lahir Pancasila dalam masa pandemi Covid-19. Foto: hulondalo

KAGAMA.CO, GORONTALO – Umat Islam di Indonesia melewatkan momentum lebaran 2020 dengan suasana yang lain.

Pasalnya, tradisi-tradisi istimewa yang dilakukan sebagaimana lebaran  tahun-tahun sebelumnya tidak ada.

Tak ada pulang kampung dan tak ada kumpul-kumpul dengan keluarga besar.

Bahkan, Pemerintah juga menganjurkan agenda salat Idulfitri untuk digelar di rumah saja.

Semuanya itu dilakukan tak lain demi meminimalkan potensi penyebaran penyakit Covid-19 yang mewabah di Indonesia.

Baca juga: Jika Tak Setuju New Normal, Silakan Tetap Tinggal di Rumah

Walikota Gorontalo, Marten A. Taha, S. E., M.Ec.Dev., pun sadar bahwa lebaran kali ini memang berbeda.

Hanya, alumnus Magister Ekonomika Pembangunan UGM itu menyebut bahwa ada hal tersirat penuh makna dalam lebaran kali ini.

“Tahun ini kita merayakannya dalam kesederhanaan, karena adanya wabah corona. Namun, di balik semua itu banyak makna yang kita bisa petik,” ujar Marten, Minggu (24/5/2020) melansir laman Kronologi.

Menurut Marten, ada dua makna yang dapat dipetik dalam lebaran kali ini.

Pertama, semua orang disadarkan untuk kembali menaruh perhatian pada kebersihan lingkungan.

Baca juga: Suka Jeprat-jepret? Ayo Ikuti Kompetisi Foto KAGAMA 2020 dan Rebut Total Hadiah Rp25 Juta!