Andreas Maryoto: Kesadaran sebagai Manusia Penting dalam Penulisan Storytelling

1189

Baca juga: Mempertahankan Usaha Kehutanan dan Pertambangan di Masa Pandemi Menurut Ir. Sumedi

Menurutnya, istilah nyanyi sunyi sudah dipakai jauh sebelum Pram. Namun, ketika orang mendengarnya, sebagian besar pasti akan menyebut bahwa itu berasal dari Pram.

Nah, bagi Andreas keunikan Pram telah menancap di hati para pembaca. Lebih lanjut, Andreas mengatakan, untuk mendapatkan tulisan yang berkarakter, storytelling harus mengalir.

Hal itu dimulai dengan menulis lead (kalimat pembuka) yang kuat. Serta tidak terganggu fakta-fakta lain yang tidak ada kaitannya. Jika itu tidak dipenuhi, bisa jadi pembaca akan lari dari tulisan.

Tips bagi pemula yang diberikan Andreas adalah mengawali dengan menulis dengan menceritakan diri sendiri.

Kemudian, tulis dengan kalimat-kalimat sederhana dan ringkas. Jika sudah, baca terlebih dahulu untuk mengambil jeda.

Baca juga: Suka Jeprat-jepret? Ayo Ikuti Kompetisi Foto KAGAMA 2020 dan Rebut Total Hadiah Rp25 Juta!

Bagi Andreas, jeda penting karena saat itu otak akan kembali tercerahkan dengan ide-ide yang lebih segar.

Namun demikian, Andreas menilai, pada level yang lebih lanjut, penulis akan menemui jebakan klise kembali.

“Itu muncul saat kita ingin cenderung ingin dianggap pintar dan intelek. Kita ingin mempengaruhi seseorang pada tingkatan luas,” ucap Andreas.

“Saran saya simpel, kembali kepada kita itu siapa,” jelas pria berkacamata ini.

Untuk para peneliti, Andreas bersaran, tidak semua fakta dalam penelitian harus dikeluarkan. Sehingga, harus dipilih mana yang paling dibutuhkan oleh publik.

“Peneliti juga harus banyak membaca tulisan di luar dunia mereka agar bisa dipahami,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Ketua KAGAMA Batang Ini Pernah Jadi Saksi Patah Hati Teman KKN