Disiplin Kunci Kemenangan Melawan Covid-19

1256

Baca juga: Pemuka Arwah Tanah Jawa Berkumpul di Kraton Surakarta saat Malem Selikuran Ramadan

Benarkah Sumpah Dokter Sudah Kehilangan Makna?

Haruskah keberadaan kami yang menyerahkan seluruh hidupnya demi kepentingan manusia diabaikan? Di kala semua terlelap tidur, tenaga kesehatan tidak kenal lelah, berjuang menyelamatkan nyawa penderita. Memberikan yang terbaik tanpa harus disebut pahlawan, tanpa tepuk tangan. Seorang pahlawan boleh kehilangan segala-galanya, bahkan nyawanya, tetapi tidak martabat dan harga diri nya. Pahlawan adalah pilihan, bukan keterpaksaan.

Profesi kami memang profesi paling berisiko saat ini, namun ini adalah pilihan dan panggilan hati kami sejak kami memutuskan menjadi pelayan kesehatan di negeri ini. Ini tugas yang sangat berat, terutama di tengah krisis yang begitu besar. Tetapi mengingat nyawa adalah taruhannya, itu harus dilakukan.

Baca juga: Islam Pernah Dipertimbangkan sebagai Agama Negara di Rusia

Dapatkah Kita Memenangkan Perang Melawan Covid-19?

Berperang dalam keadaan seperti ini sama halnya dengan perang saat kabut (fog war). Masih ada ketidakpastian luar biasa pada apa yang sebenarnya perlu dilakukan untuk mematikan virus ini. Covid-19 tidak akan hilang, pandemi ini akan menghasilkan ecology (lingkungan) baru dan orang baru dengan imunitas yang baru.

Presiden Jokowi menghendaki kurva corona harus turun di bulan Mei dengan cara apapun. Perlu menjadi catatan bahwa landainya kurva penyebaran virus Covid-19 sangat bergantung pada intervensi yang kita kerjakan dan kita patuhi bersama. Baik itu intervensi PSBB, intervensi physical distancing, intervensi deteksi massal dengan PCR Swab maupun intervensi treatment yang tepat sasaran.

Semua intervensi itu jika dipatuhi oleh masyarakat sebagai garda terdepan, maka puncak kurva ini bisa segera melandai. Namun jika ini gagal, maka melandainya kurva akan semakin panjang dan krisis di Indonesia akan semakin berkepanjangan. Masyarakat adalah garda terdepan dan kunci kita memenangkan perang. Ibarat perang, jika benteng terakhir sudah ditembus, maka selesailah perang ini.[]

*Residen Jantung dan Pembuluh Darah FKKMK UGM-RSUP Dr. Sardjito.
Bidang Humas dan Publikasi Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI)
Pengurus IDI Cabang Surabaya

Baca juga: Mencegah Terjadinya KDRT Selama Isolasi Diri di Masa Pandemi Covid-19