Ekonom KAGAMA Jelaskan 4 Sektor yang Bikin Ekonomi NTB Aman meski Diterjang Corona

686

Baca juga: Dubes Kenssy Sebut Pelajaran yang Bisa Diambil Indonesia atas Penanganan Wabah di Ceko

Angka itu turun menjadi Rp8-10 ribu per kg pada bulan April.

“Covid-19 tidak menyebabkan lonjakan permintaan terhadap beras. Sebab, konsumsi nasi tetap sama kendati WFH (Work From Home),” terang Andi.

Kemudian, Andi menyebut  sektor perdagangan menyumbang 14,07 persen terhadap PDRB.

Sektor perdagangan menurut Andi tetap bertahan meski mengalami penurunan.

Walau begitu, sektor perdagangan dipandangnya punya peluang meningkat seiring tren konsumsi selama momen Ramadan.

Baca juga: Tips Makan Sehat Selama Berpuasa di Tengah Pandemi, Agar Tak Kena Penyakit Berat

“Hanya, polanya saja yang berubah sedikit. Yang awalnya transaksi terjadi langsung di pasar, sekarang sudah mulai bergeser ke online,” kata Andi.

Untuk sektor konstruksi, dijelaskan Andi menyumbang 11,13 persen PDRB.

Sumbangsih diberikan sektor konstruksi lantaran pembangunan infrastruktur masih tetap berjalan.

Seperti proyek fisik yang berasal dari anggaran Pemerintah yang pembangunannya terus dikerjakan.

“Tukang bangunan, tukang batu atau pasir masih bisa bekerja dan menerima pendapatan,” ujar Andi.

Baca juga: Cara Unik Bupati Kubu Raya Alumnus UGM Memasyarakatkan Penggunaan Masker

“Permintaan terhadap bahan bangunan seperti batu, bata, pasir masih tetap tinggi.”

“Proyek rehab-rekon, pembangunan perumahan subsidi atau komersil masih ada,” beber alumnus Ilmu Ekonomi FEB UGM angkatan 2010 ini.

Sektor terakhir yang dinyatakan Andi adalah pertambangan. Menurutnya, sektor ini masih hidup dan cukup banyak menyerap tenaga kerja, terutama di Pulau Sumbawa.

Untuk diketahui, Sumbawa merupakan tempat yang kaya berbagai macam logam mineral dan bahan tambang lainnya. Seperti biji emas,  tembaga, batu mangaan, dan kapur. (Ts/-Th)

Baca juga: Langkah Presiden Jokowi Cegah Kelangkaan Bahan Pangan di Musim Kemarau Mendatang