Benarkah Puasa Ramadan Menurunkan Imunitas?

368

Baca juga: Pemuda Teluk Bintuni Bikin Pasar Daring Mama-Mama, Bupati Petrus Alumnus UGM Beri Apresiasi

Hal serupa diungkapkan oleh profesor biologi dari Massachusetts Institute of Technology, David Sabatini yang dipublikasikan di jurnal Cell Stem Cell pada 3 Mei 2018.

Mereka, kata Bambang, menyimpulkan puasa dapat meningkatkan secara pesat kemampuan regenerasi sel punca pada tikus, baik tikus muda, maupun tikus tua.

“Berpuasa memiliki banyak efek pada usus, termasuk meningkatkan regenerasi untuk melawan penyakit yang menyerang usus, seperti infeksi ataupun kanker,” jelas General Manager Manufacture PT Air Mancur ini.

Penelitian lain mengenai puasa, kata Bambang, juga dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Baylor College of Medicine, Houston, Texas, Amerika Serikat.

Baca juga: Dirut PT Danareksa Sekuritas Alumnus UGM Beberkan Tips Menjadi Kartini Masa Kini yang Sukses

Mereka menemukan bahwa dari pemeriksaan serum 14 orang yang berpuasa 30 hari terus menerus dari waktu subuh hingga maghrib, dapat menjadi terapi pencegahan pada kanker.

Terlebih, mereka menyebut puasa terus menerus selama 30 hari dapat meningkatkan regulasi protein yang melindungi terhadap obesitas, diabetes, dan sindrom metabolic.

Protein pengatur utama perbaikan DNA dan sistem kekebalan tubuh juga dapat diinduksi ketika seseorang melakukan puasa intermiten dari fajar hingga matahari terbenam selama 30 hari.

Selain itu, regulasi protein protektif terhadap penyakit Alzheimer dan gangguan neuropsikiatri juga dapat ditingkatkan. (Ez/-Th)

Baca juga: Kepedulian KAGAMA Penajam Paser Utara dalam Penanganan Wabah Corona