Pemuda Teluk Bintuni Bikin Pasar Daring Mama-Mama, Bupati Petrus Alumnus UGM Beri Apresiasi

430
Bupati Teluk Bintuni alumnus UGM ini menyebut, pasar daring menjadi jembatan distribusi hasil kebun mama-mama dan petani di tengah pandemi corona. Foto: Papuakini
Bupati Teluk Bintuni alumnus UGM ini menyebut, pasar daring menjadi jembatan distribusi hasil kebun mama-mama dan petani di tengah pandemi corona. Foto: Papuakini

KAGAMA.CO, TELUK BINTUNI – Pandemi Covid-19 tak menyurutkan masyarakat untuk menelurkan inovasi.

Pemuda asal Teluk Bintuni, Luky Marani bersama 5 rekannya menggelar pasar daring hasil kebun dari masyarakat setempat.

Hasil kebun tersebut dikumpulkan dalam posko penampungan untuk dipasarkan melalui aplikasi Whatsapp serta didistribusikan dengan layanan pesan antar.

“Kami mengumpulkan hasil kebun dari 20 kelompok tani dan diharapkan dapat terus membesar dan merambah distrik lain di Teluk Bintuni,” ucap Luky seperti dilansir KAGAMA dari Kumparan pada Rabu (22/4/2020).

Dia yakin adanya pasar daring akan membantu konsumen untuk mendapatkan hasil kebun warga dengan kualitas terbaik.

Bupati Teluk Bintuni alumnus UGM ini menyebut, pasar daring menjadi jembatan distribusi hasil kebun mama-mama dan petani di tengah pandemi corona. Foto: Pemkab Teluk Bintuni
Bupati Teluk Bintuni alumnus UGM ini menyebut, pasar daring menjadi jembatan distribusi hasil kebun mama-mama dan petani di tengah pandemi corona. Foto: Pemkab Teluk Bintuni

Baca juga: Solusi Bupati Kutim Alumnus UGM agar Siswa Tak Mampu Tetap Bisa Belajar dari Rumah

Selain itu, Luky berharap dengan sosialisasi yang masif dapat memicu gerakan pemuda yang sama di tempat lain.

“Cara ini jadi energi baru, antara pemerintah dan petani, agar saling membantu dan saling bahu membahu untuk tetap jalankan ekonomi kerakyatan di tengah Covid-19,” tuturnya.

Ide awal pembuatan pasar daring ini muncul lantaran terbatasnya aktivitas jual beli di pasar tradisional akibat merebaknya Covid-19.

Sementara, petani dan mama-mama tetap berkebun dan menjalankan aktivitas pertanian.

“Kami sepakat untuk saling menggenjot produksi dan produktivitas hasil kebun mama-mama Papua, agar dapat terdistribusi kepada pembeli secara daring,” tutur Luky.

Baca juga: Alumnus MEP UGM Angkatan 45 Wafat, Manokwari Kehilangan Bupati yang Cinta Toleransi