Dosen Pertanian UGM Ungkap Strategi Ketahanan Pangan di Masa Krisis Covid-19

1379

Baca juga: Gandeng Alumni dan Mitra, Fakultas Teknik UGM Salurkan Bantuan Paket Sembako untuk Mahasiswa Rantau

Bila di masa itu petani tidak bisa menanam dengan optimal, kata Subejo, berarti akan ada potensi kekurangan pangan 3-4 bulan berikutnya.

Kekhawatiran berikutnya yang perlu diwaspadai yaitu kondisi pada bulan November-Desember.

Dari sebuah data yang dipelajari Subejo, selama bertahun-tahun produksi beras di masa itu selalu rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Bulan November-Desember merupakan masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.

“Ini juga menjadi masalah, bila kita tidak menanam secara optimal di bulan Agustus-Oktober, maka di bulan berikutnya tidak menutup kemungkinan ada persoalan ketersediaan beras,” tutur dosen jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UGM ini.

Baca juga: Komunitas M214 Salurkan Bantuan Face Shield Bikinan Sendiri untuk Tenaga Medis

Subejo menyarankan agar pemerintah melakukan berbagai langkah strategis jangka panjang untuk mengurangi risiko kekurangan bahan pangan.

Misalnya bantuan teknologi pertanian, berupa alat yang memudahkan petani untuk bekerja tanpa harus menghadapi risiko tertular virus.

Jika biasanya bekerja dengan puluhan orang, dengan mesin, pekerjaan bisa selesai tanpa melibatkan banyak orang, bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah produksi bisa lebih besar dari biasanya.

“Bila produksi banyak, perlu diimbangi dengan kegiatan distribusinya yang lancar. Pembatasan mobilitas barangkali bisa diberi kelonggaran, khususnya bagi produsen bahan pangan,” jelas Subejo.

Baca juga: Misi Dalang Muda Ki Rizky Widia Fatturohman, Dorong UKJGS UGM Lebih Profesional