Pakar Kependudukan UGM: Jika Mudik Tak Bisa Dibendung, Kasus Covid-19 Bakal Jadi Luar Biasa

646

Baca juga: Alumnus MEP UGM Angkatan 45 Wafat, Manokwari Kehilangan Bupati yang Cinta Toleransi



Kemudian, jika dilihat dari bentuk migrasinya, baik internasional maupun internal disebutkan Agus berpengaruh terhadap transmisi atau penyebaran penyakit di beberapa negara dan wilayah.

Alumnus Fakultas Geografi UGM angkatan 1992 ini bertutur, hal tersebut lantaran adanya kegiatan traveling atau perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga menjadi agen utama dalam penyebaran penyakit.

Ketika  masyarakat aktif bermigrasi, mereka akan menjadi media, sehingga ketika darurat wabah sebaiknya tidak melakukan migrasi.

“Ada satu statemen bahwa jangan bermigrasi di masa darurat, sebetulnya yang menjadi penyebar adalah kegiatan traveling itu sendiri.”

“Mereka yang berdiam diri di wilayah tujuan dan tidak ke mana-mana, maka mereka tidak akan menjadi media penularan penyakit,” imbuhnya.

Baca juga: Maestro Musik Indonesia Erros Djarot Gandeng KAGAMA Care Lawan Corona

Namun, adanya wabah ini membuat masyarakat justru ingin mudik. Sebab saat berada di kampung halaman mereka merasa lebih aman, nyaman dan tenang.

“Beberapa penyebabnya adalah kehilangan pendapatan di daerah rantau dan harapan satu-satunya adalah kembali ke kampung halaman,” jelasnya.

Mudik, kata Agus, bakal menjadi masalah luar biasa di daerah asal karena akan berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.

Bahkan, Agus mengungkapkan bahwa datangnya para pemudik ini juga dapat membuat episentrum baru penyebaran penyakit.

Jika mudik tak bisa dibendung, Agus memprediksi hingga sebelum atau sesudah lebaran, kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia bisa mencapai angka yang luar biasa,” tuturnya. (Ez/-Th)

Baca juga: Budayawan Medis UGM Yakin Indonesia Punya Peluang Bikin Vaksin Covid-19