Pakar Kependudukan UGM: Jika Mudik Tak Bisa Dibendung, Kasus Covid-19 Bakal Jadi Luar Biasa

640
Jika mudik tak bisa dibendung, Agus memprediksi hingga sebelum atau sesudah lebaran, kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia bisa mencapai angka yang luar biasa. Foto: CPPS UGM
Jika mudik tak bisa dibendung, Agus memprediksi hingga sebelum atau sesudah lebaran, kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia bisa mencapai angka yang luar biasa. Foto: CPPS UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Mudik Menjadi salah satu tradisi di Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Namun, di tengah pandemi Covid-19, mudik berpotensi menyebarkan infeksi, lantaran perpindahan penduduk terjadi dari lokasi episentrum penyebaran ke daerah asal.

Hal ini diungkapkan oleh pakar kependudukan UGM, Dr. Agus Joko Pitoyo, S.Si., M.A., dalam diskusi daring bertajuk Covid-19 dari Perspektif Kependudukan dan Kebijakan.

Diskusi tersebut digelar oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada melalui webex pada Senin (20/4/2020).

Dosen Fakultas Geografi tersebut mengungkapkan bahwa ada tiga teori yang menjelaskan perihal hubungan migrasi dengan penyebaran infeksi.

Baca juga: Solusi Bupati Kutim Alumnus UGM agar Siswa Tak Mampu Tetap Bisa Belajar dari Rumah

“Yang pertama adalah geografi epidemiologi, yaitu penyebaran penyakit dapat ditinjau dari segi keruangan,” ucap Agus.

“Penyebaran penyakit terhadap ruang dan waktu dipengaruhi oleh pergerakan manusia,” imbuhnya.

Selain itu, Agus menyebut adanya xenophobia atau ketakutan terhadap migran dalam kejadian pandemi covid-19 ini, sehingga pendatang dari daerah episentrum dipandang membawa penyakit.

Hal ini terus berkembang sehingga xenophobia dan diskriminasi terhadap migran semakin merajalela.

Pasalnya, kata Agus, ada beberapa teori menyebutkan bahwa para migran menjadi agen utama penyebaran virus.

Baca juga: Angela Inez Christabel Punya Cara Membikin Unit Seni Rupa UGM Berprestasi