Peneliti UGM Sebut Penyelesaian Kasus Kerajaan Abal-abal Tidak Mudah

249

Baca juga: Munas IV KAGAMA Digelar pada Bulan Kasih Sayang, Dibuka Presiden Soeharto

“Polisi bertindak bukan karena ada pengaduan korban, tetapi karena pasal berita bohong dan penipuan, baru dicari buktinya. Karena pengikut sudah ‘terhipnotis’ secara kultur dan tidak merasa jadi korban juga,” tuturnya.

Jika ada pelanggaran dari ‘hiburan’ semacam ini, Bayu menganjurkan pemerintah perlu menindak tegas.

Seperti kasus Sunda Empire, dengan keyakinan yang telah terinternalisasi, Sekjend Sunda Empire, Rangga Sasana, nekat mengubah sejarah.

Bahkan diduga dia sampai mengedit artikel di Wikipedia tentang PBB dan NATO.

Bayu turut mengapresiasi polisi yang bertindak cepat menyelesaikan kasus kerajaan abal-abal, meskipun tidak ada laporan korban sebelumnya.

”Bisa dibilang penipuan oleh kerajaan abal-abal terinternalisasi dalam bentuk keyakinan. Jadi ini memang bukan sesuatu yang mudah, butuh pendalaman. Sampai sejauh ini yang saya tau belum ada pengikut yang merasa tertipu,” tuturnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Tari Indang Persembahan Mahasiswa Indonesia Goyang Publik Rusia