Pakar UGM Ungkap Solusi Berantas Illegal Fishing

1581

Baca juga: Presiden Jokowi Dipuji Australia Soal Penanganan Kebakaran Hutan

Alat ini sulit ditemukan di daerah terpencil, jikalau ada harganya sangat mahal.

“Yang ada paling alat pancing dan tombak. Itu nggak sulit dan murah harganya, tapi susah dapat ikan banyak kalau pakai alat itu,” jelasnya.

Dia mencontohkan, di daerah NTT dan pulau-pulau kecil di Indonesia masih ada yang melakukan illegal fishing.

“Selain keputusasaan mereka yang tak bisa membeli alat penangkap ikan legal dan perizinan yang sulit, sebagian nelayan juga tidak mempunyai keterampilan menangkap ikan menggunakan alat yang legal,” tandasnya.

Nelayan, kata Djumanto, perlu diberi edukasi dan kesadaran tentang pentingnya menjaga ekosistem.

Baca juga: 3 Anggota KAGAMA Raih Penghargaan di Bidang Kesehatan pada HUT ke-123 Kota Balikpapan

Salah satunya dengan menjadikan mereka masyarakat yang sadar wisata.

Dengan cara ini, nelayan bisa berpikir lebih luas tentang kelestarian ekosistem.

Artinya, ini membuat mereka sadar bahwa sebetulnya kelestarian ekosistem berpengaruh pada kesejahteraan hidup mereka.

“Seperti di Karimun Jawa itu, nelayan merangkap pemandu wisata pemancingan, sehingga mereka punya kawasan khusus, dimana mereka termotivasi untuk menjaga ekosistem,” tuturnya.

Djumanto menilai, alangkah baiknya juga ada diversifikasi kegiatan nelayan.

Baca juga: Pengalaman 8 Mahasiswa Biologi UGM Ikuti Pertukaran Studi di Negeri Jiran