Kebetulan yang Membuat Rektor Ketujuh UGM Jadi Antropolog Terkenal di Dunia

1991

Baca juga: Kunci Keberhasilan Apoteker Hadapi Revolusi Industri 4.0 Menurut Dirjen Farmalkes RI

Suatu ketika, Wakil Ketua Kagama periode 1981-1985 ini diutus jurusannya berangkat ke Arizona, Amerika Serikat untuk mengikuti agenda kampus.

Pada waktu itu, dia sudah berstatus sebagai dosen FK UGM.

Menurut Jacob, Antropologi di AS bulat dalam satu departemen, sehingga setiap mahasiswa bisa mengambil keahlian berdasarkan mata kuliah mayor dan minor.

Tak hanya itu, dalam kesempatan di Arizona itulah Dekan FK UGM 1975-1979 tersebut bertemu dengan seorang dosen yang memberi inspirasi baginya.

Dosen itu, yang notabene bukan orang Aceh ataupun Indonesia, justru memiliki pengetahuan secara mendetail mengenai kampung halaman Pak Jacob.

Baca juga: Turunkan Stunting, Dirjen Kesmas Kirana Imbau Pemkab/Kota Contoh Kabupaten Nganjuk

“Dia lebih tahu daripada Saya,” ucap Pak Jacob, mengenang kejadian sekitar tahun 1964.

Beberapa saat kemudian Pak Jacob tahu bahwa sang dosen ternyata telah membaca buku karangan Christiaan Snouck Hurgronje.

Hurgronje adalah seorang profesor Leiden University yang pernah ke Indonesia saat masih dijajah Belanda.

Kejadian tersebut disadari pria kelahiran 6 Desember 1929 ini sebagai pengalaman yang mengagetkan.

Namun, juga membekas indah karena memberikannya motivasi untuk terus belajar.

Baca juga: Seminar Nasional III pra-Munas KAGAMA Soroti Kesehatan Indonesia Hadapi Revolusi Industri 4.0