Tatanan Norma Baru Muncul Setelah Manusia Gagal sebagai Khalifah Bumi

1076

Baca juga: Jika Tak Setuju New Normal, Silakan Tetap Tinggal di Rumah

Agus menyebut, konsep new normal (kenormalan baru) dimaknai dengan berdamai. Dalam hal ini membiasakan diri hidup berdampingan dengan virus corona.

Karena itu, katanya, kenormalan baru mesti dirumuskan sebagai seperangkat nilai, aturan, tatanan, pedoman, panduan, norma, standar, pola hidup, atau tatanan kehidupan baru.

Hal itu untuk mengatur tata cara berperilaku dalam berbagai aspek kehidupan baru, yang sebelumnya tidak ada.

Sebuah aturan yang mencakup hampir semua aspek kehidupan, ketika tengah berada dalam suasana ketidakpastian.

“Yang pasti justru adalah ketidakpastian, karena pageblug Covid-19 tampaknya justru tidak dapat dipastikan kapan akan berakhir,” tutur Agus.

Baca juga: UGM Sarankan 3 Opsi Kebijakan di Era New Normal

Salah satu contoh aspek kehidupan yang dinyatakan Agus berubah karena kenormalan baru adalah kondisi kesehatan. Kondisi kesehatan prima tentu diperlukan untuk dapat menikmati hidup.

Hanya, kata Agus, kondisi tersebut tidak datang tiba-tiba, tetapi harus diupayakan, diperjuangkan, dijaga, dan dipelihara sepanjang hayat.

Pria kelahiran 1965 itu berujar, dengan menerapkan pola hidup sehat, akan terbangun sistem kekebalan tubuh (imunitas tubuh). Kekebalan tubuh adalah pertahanan terbaik dalam menghadapi serangan virus.

“Perlu dikembangkan pola hidup sehat sepanjang hayat dan agar semua tempat bersih dari sampah, bahan polutan dan bakteri serta mikroorganisme,” ucap Agus.

“Kita harus bisa hidup dengan seluruh insan makhluk hidup dan sumber daya alam di bumi alam semesta ini,” papar pria yang gemar menulis dan bermain ketoprak ini.

Baca juga: Langkah Didiek Bantu Ekonomi Masyarakat Balikpapan dengan Gerakan Urban Farming