Jika Tak Setuju New Normal, Silakan Tetap Tinggal di Rumah

1181
Guru Besar UGM, Prof. Sudjarwadi, M. Eng., Ph. D., memberikan wejangan kepada masyarakat terkait wacana pemberlakuan kebijakan new normal. Foto: PIKA UGM
Guru Besar UGM, Prof. Sudjarwadi, M. Eng., Ph. D., memberikan wejangan kepada masyarakat terkait wacana pemberlakuan kebijakan new normal. Foto: PIKA UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Guru Besar UGM, Prof. Sudjarwadi, M. Eng., Ph. D., memberikan pandangannya terkait wacana pemberlakuan new normal.

Rektor UGM periode 2007-2012 itu berujar, new normal merupakan salah satu tahapan baru yang bisa dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona secara masif.

New normal diberlakukan supaya masyarakat yang memerlukan aktivitas di luar rumah bisa berkegiatan dengan standar kesehatan yang sudah diberlakukan,” ungkap Prof. Sudjarwadi kepada Kagama, belum lama ini.

“Jadi bukan sekadar bebas bergerombol atau keluyuran,” imbuh dosen Teknik Sipil UGM itu.

Menurut Prof. Sudjarwadi, salah satu alasan new normal bisa diberlakukan yakni agar aktivitas ekonomi bisa berjalan kembali.

Baca juga: Lampaui 572 Universitas, UGM Nomor Satu di Indonesia

Pasalnya, dalam beberapa bulan belakangan, aktivitas ekonomi yang terhenti membuat kondisi semakin tak pasti.

Hal ini disertai dengan kebangkrutan total, PHK yang dilakukan secara massal, dan kondisi sosial yang semakin kacau.

“Yang mesti diingat, pemasukan negara berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya.Jjika aktivitas ekonomi terus terhenti total, maka negara tak punya pemasukan dan tak dapat mengurus rakyatnya,” ujar Prof. Sudjarwadi.

“Bila tak dilakukan new normal, dampak sosial ekonomi tentu tak tertahankan dan bisa memicu efek domino kebangkrutan negara,” imbuh pria kelahiran 1947 itu.

Lebih lanjut, Prof. Sudjarwadi berujar bahwa pemerintah perlu bersinergi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan kebijakan new normal ini.

Baca juga: Suka Jeprat-jepret? Ayo Ikuti Kompetisi Foto KAGAMA 2020 dan Rebut Total Hadiah Rp25 Juta!