Sekjen KAGAMA: Perubahan Kebiasaan Baru Butuh Paham Sosial-Budaya Masyarakat

404

Baca juga: Jadi Senior Manager di BNI Syariah, Alumnus Fakultas Filsafat UGM Angkatan 1989 Ini Tak Pernah Lamar Kerja

Narasi Optimis

Saat Covid-19 mewabah di Indonesia, masyarakat dihadapkan pada narasi-narasi ketakutan soal penularan penyakit ini, sampai akhirnya menimbulkan risiko stres hingga penurunan imunitas tubuh.

“Narasi ketakutan itu sebetulnya kontraproduktif. Kalau dibiarkan masyarakat juga akan mengabaikan protokol kesehatan. Nah, ini perlu dicari satu narasi yang menjembatani narasi optimisme tapi disertai dengan kewaspadaan,” ungkap pria asal Ubud ini.

Senada dengan Ari, Ketua IV PP KAGAMA sekaligus Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Prof. Paripurna Sugarda, menyampaikan, masyarakat saat ini dituntut untuk tanggap pada cobaan.

Baca juga: 19 Tahun Jadi Jurnalis, Alumnus Sosiologi UGM Ini Merasa Terbantu dengan Ilmunya Selama Kuliah

Termasuk menguji kemampuan masyarakat dalam memahami situasi, serta mengubah diri sendiri dan orang lain.

“Sebagai kampus terbaik di Indonesia, sudah selayaknya UGM menunjukkan sikap maupun perilaku yang diperlukan dalam tatanan baru ini,” jelas Parip.

Parip mengajak seluruh sivitas dan KAGAMA untuk bahu membahu memberi teladan bagi masyarakat, dalam menghadapi berbagai tantangan di masa pandemi Covid-19. (Kn/-Th)

Baca juga: Mbah Soma, Sosok di Balik Logo KAGAMA Canthelan Itu Kini Telah Tiada