Ilmu dari Filsafat UGM Membuat Irma Hidayana Memanen Manfaat Sepanjang Hayat

2540

Baca juga: Budi Karya Sumadi: Fotografi Bisa Bangkitkan Kegembiraan dan Optimisme di Masa Pandemi

Akan tetapi, dua keilmuan di Filsafat itu menjadikan Irma sadar pentingnya pemberian ASI oleh ibu kepada anak.

Satu hal yang dia perjuangkan bersama Save the Children. Dari sinilah titik balik bagi wanita 43 tahun ini terjadi.

Pasalnya, Irma memperoleh ketetapan hati untuk bergerak di bidang kesehatan masyarakat, yakni memperjuangkan kesehatan ibu dan bayi.

“Ontologi dan Epistemologi membuat saya mumet pada semester satu, tetapi saya memanennya sepanjang hayat,” kata Irma.

“Filsafat penting karena berguna untuk memandang mana yang sejatinya bagus untuk kesehatan masyarakat, serta mana yang menguntungkan perusahaan dan kelompoknya sendiri,” jelasnya.

Baca juga: Enam Langkah yang Harus Dilakukan Indonesia dalam Mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan

Irma, yang kini menjadi konsultan independen dan UNICEF Indonesia, menilai susu formula tak lebih baik daripada ASI.

Karena itu, kata dia, segala jenis iklan susu formula dan makanan instan buat bayi semestinya tidak boleh ada. Sebab, itu bisa memengaruhi persepsi sang ibu.

Isu inilah yang kemudian diangkat Irma menjadi kajian dalam tesis S2-nya.

Dia memperoleh gelar Master Ilmu Kesehatan Masyarakat (MPH) dari Montclaire State University, Amerika Serikat, pada 2015.

Ada cerita menarik terkait perjalanan di balik keberhasilannya menyelesaikan jenjang master.

Baca juga: KAGAMA Gelanggang Qurban 2020, Siap Salurkan Kambing ke Masyarakat Lereng Merapi