Berawal dari Suka Baca Koran, Alumnus Ilmu Komunikasi UGM Ini Sekarang Jadi Bos Ovo

950

Baca juga: Siap-siap, Kawasan Kotabaru Akan Disulap Jadi Creative Hub

“Sejak kemunculan digital, masyarakat dapat dengan mudah mengakses berita,” tutur Karaniya, melansir Kontan, Sabtu (6/6/2020).

“Zaman dahulu, konten berita hanya dimonopoli oleh wartawan. Namun, saat ini semua kalangan bisa membuat konten dengan kemunculan era teknologi digital. Wartawan akhirnya tersaingi,” jelasnya.

Alhasil, Karaniya berkeinginan membangun media online pasca kelulusanya dari The George Washington University pada 2008.

Hanya, jalan yang ditempuh pria kelahiran 1968 itu tentu tidak mulus dalam mewujudkan cita-citanya.

Karaniya mendapatkan penolakan kala menyodorkan proposal kepada salah satu perusahaan.

Kemudian, saat sudah menemukan tiga calon investor, visi yang mereka miliki tidak sejalan dengan dirinya.

Jalan untuk membangun media daring akhirnya terbuka juga ketika Karaniya bertemu dengan pengusaha Anindya Bakrie.

Baca juga: Indonesia Perlu Belajar dari Ceko tentang Penanganan Covid-19

Bersama dengan Anindya, dia membangun situs berita daring bernama Vivanews.

Kata Karaniya, saat pertama kali Vivanews diluncurkan, banyak yang tidak percaya dengan usahanya.

“Alasannya yakni karena mereka mempertanyakan dari mana saya dapat dana untuk membangun portal berita daring,” tutur Karaniya.

“Namun, pada tahun ketiga setelah peluncuran, Vivanews dapat disejajarkan dengan media ternama seperti Detik.com,” sambung pria kelahiran 1968 itu.

Lima tahun berselang, Karaniya meninggalkan situs berita yang dibangunnya itu dengan posisi terakhir CEO dan pemimpin redaksi.

Di balik hal tersebut, ternyata dia masih ingin mewujudkan cita-cita lain akibat renungannya di Amerika dulu.

Saat di Negeri Paman Sam, Karaniya mengaku memanfaatkan media elektronik tidak hanya untuk membaca berita.

Baca juga: Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Pandemi Covid-19 di Bidang Ekosistem dan Lingkungan