Kemenhub RI Dukung Produk Fashion Indonesia Masuk ke Pasar Dunia

203

Baca juga: Kunci Sukses Budidaya Ayam Kampung Menurut Pakar UGM

Menurut Budi, hal tersebut bisa menjadi jalan keluar. Pasalnya, saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masyarakat harus ikut menyesuaikan.

Penyesuaian dalam hal ini, kata Budi, harus ekstra keras dan cerdas.

Kendati usaha fashion saat ini tengah mendapat tekanan dari berbagai kompetitor, Budi tetap optimis.

Budi yakin dengan kompetensi rekan-rekan desainer tanah air dengan beragam kekhasan yang dimiliki, terutama dengan sentuhan kearifan lokal.

“Produk-produk dalam negeri ini sangat potensial. Apalagi kita masuk pada era fashion dunia. Kita bisa kolaborasi bagaimana produk-produk UMKM ini masuk ke pasar dunia,” tandasnya.

Budi menyampaikan, Presiden Jokowi telah berkali-kali memberikan ruang bagi UMKM melalui KUR.

Angkanya pun dinaikkan, semula 500 juta kini menjadi 20 miliar.

Baca juga: Pengabdian Masyarakat Kagama Buah dan Hortikultura untuk Tingkatkan Perekonomian Candimulyo

“Jadi ini sudah mendekati skala menengah,” terangnya.

Menurut Budi, peluang ini musti digunakan oleh para pelaku UMKM, dalam hal ini para pelaku usaha fashion.

Angka rasio dari kewirausahaan Indonesia masih kecil, hanya 3,4 persen. Sementara Singapura 8,5 persen dan Malaysia 4,5 persen.

Artinya, kata Budi, Indonesia masih berada di bawah syarat minimal untuk masuk kategori negara maju, yakni 4 persen.

Menurut Budi, dukungan pada sektor tersebut tidak hanya dari Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kemenko Perekonimian. Tetapi juga dari Kementerian Perhubungan.

“Kemenhub juga bersedia untuk mendukung pergerakan pengiriman logistik.”

“Kemarin saya ke Surabaya saya juga memberikan ruang bagi UKM Surabaya apabila ingin mengirim produk-produknya ke Indonesia timur, kita berikan subsidi.”

“Karena infrastruktur juga menjadi satu komponen ongkos logistik yang harus diperhitungkan. Dan kita akan memberikan kesempatan itu.”

“Dari Surabaya itu banyak sekali pergerakan ke Indonesia bagian timur yang sangat masif,” pungkasnya.

Acara tersebut turut mengundang Angela Herliani Tanoesoedibjo (Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI) sebagai keynote speech.

Adapaun sebagai narasumber yaitu Marissa Maren Baragar (Presdir & Commissioner Busana Apparel Group); Laretna T. Adishakti (Arsitek, Dosen UGM, Pegiat Pelestarian Pusaka); Lies Permana Lestari (Direktur Pengembangan Bisnis Sarinah); dan Popie Sutomo (Founder NamaKita). (Th)

Baca juga: Ekan Berbagi Rezeki Saat Pandemi Melalui Dapur Nyawiji