Sejarawan UGM Kisahkan Pencarian Keris Pangeran Diponegoro yang Tersasar di Belanda

4666

Baca juga: Bukan Hanya Terbaik di Indonesia, UGM Masuk Jajaran 100 Besar Dunia

Raden Saleh adalah pelukis penangkapan Pangeran Diponegoro yang pernah tinggal di Belanda.

Kata Margana, catatan Raden Saleh ini dituliskan di bagian sisi kanan surat kesaksian Sentot Prawirodirjo.

“Dalam catatan itu, Raden Saleh, yang telah melihat dengan mata kepala sendiri keris itu di Belanda, menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu,” ucap Margana.

“Para peneliti di Belanda yakin bahwa keris koleksi Museum Volkenkunde, Leiden, dengan nomor seri 360-8084-lah yang dianggap paling mendekati dengan kesaksian tiga dokumen itu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ketua Departemen Sejarah ini mengatakan, pada Januari 2020 Tim verifikasi dari Viena Austria, yang di antaranya ada Dr. Habil Jani Kuhnt-Saptodewo, diminta memverifikasi temuan tim Belanda itu.

Mereka dengan mantap menyebut bahwa Tom Quist dan Johanna Leijfeldt telah menghadirkan dokumen dan arsip-arsip yang meyakinkan untuk menyatakan bahwa keris itu milik Pangeran Dipnegoro.

“Bulan Februari 2020 saya diminta oleh Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memverifikasi hasil temuan Provenant Research di Museum Volkenkunde Leiden itu, untuk memastikan bahwa keris tersebut milik Pangeran Diponegoro,” ucap Margana.

Baca juga: Sri Sultan HB X Raih Penghargaan dari Kementerian PANRB Usai Bawa Pemprov DIY Jadi yang Terbaik di Indonesia

“Dalam proses verifikasi itu, Saya memiliki sedikit perbedaan pendapat dengan tim peneliti Belanda tentang salah satu dari tiga binatang yang diukirkan pada keris itu,” sambungnya.

Margana memaparkan, tim sebelumnya menyatakan bahwa binatang ketiga itu adalah singa, harimau atau gajah.

Namun, setelah melihat langsung objeknya, dia dapat memastikan bahwa binatang yang diinterpretasikan sebagai gajah, singa atau harimau itu sebenarnya adalah Naga Siluman Jawa.

“Dari ukiran Naga Siluman Jawa ini Saya berkeyakinan bahwa keris ini adalah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman.”

“Kesimpulan Saya diamini oleh Dirjen Kebudayaan Dr. Hilmar Farid, yang juga seorang sejarawan, Duta Besar RI untuk Belanda, dan juga saudara Bonnie Triyana, sejarawan yang juga jurnalis yang menjadi bagian dari delegasi Indonesia,” pungkasnya.

Adapun penyerahan keris Pangeran Diponegoro kepada KBRI Den Haag didasari oleh perjanjian antara Indonesia dan Belanda.

Perjanjian itu mengenai pengembalian warisan budaya terkait tokoh sejarah yang disepakati pada 1975.

Kelak, Keris Naga Siluman bakal disimpan di Museum Nasional, Jakarta, bersama benda-benda lain milik Pangeran Diponegoro.(Ts/-Th)

Baca juga: Muhammad Anan Selesaikan Program D3 Teknologi Instrumentasi Kurang dari 2,5 Tahun