Jumat, 28 Juni 2024 | 11:02 WIB

Garam Bisa Jadi Alternatif Murah untuk Baterai Kendaraan Listrik

Dalam Pengembangan

Dalam proses menuju aplikasi kendaraan listrik, baterai natrium atau garam masih dalam pengembangan yang serius oleh beberapa perusahaan besar.

CATL adalah raksasa produsen baterai yang sedang mengalokasikan dana riset terbesar untuk baterai garam untuk penggunaan residensial dan kendaraan listrik.

Baca juga: Sepeda Listrik Ramah Lingkungan dan Mudah Perawatan, Selis Kini Tawarkan Program Subsidi

Sementara untuk penggunaan residensial, perusahaan teknologi dari India, Faradion, sudah menerapkannya di Australia.

Kenapa garam bisa menjadi bahan baterai isi ulang pengganti lithium?

Pasalnya, natrium memiliki karakter mineral yang dekat dengan lithium dan hanya butuh proses ekstraksi yang lebih panjang.

Mulai tahun 2010-an, baterai garam mulai kembali menarik minat akademis dan komersial karena memiliki potensi untuk mengurangi penggunaan material mahal seperti kobal, aluminium, dan nikel dalam komposisi baterai.

Baca juga: Kembangkan Baterai Sepeda Motor Listrik di Indonesia, Produsen Selis Gandeng Sentramitra

Di tahun 2022, CATL produsen baterai terbesar di dunia mengumumkan untuk memulai produksi massal baterai garam pada tahun 2023.

Kemungkinan besar, mereka sudah melakukan pengujian untuk kendaraan listriknya pada tahun ini.

Pengembangan baterai sodium ion atau natrium sebenarnya berlangsung sudah cukup lama pada tahun 1970-an hingga awal 80-an.

Tetapi pada tahun 90-an terlihat baterai lithium ion lebih menjanjikan secara komersial menyebabkan minat terhadap baterai sodium menurun.

Baca juga: Arsjad Rasjid Bawa Indika Energy Jadi Perusahaan Net Zero Carbon Emmission

Di awal 2010, baterai garam mengalami kebangkitan, sebagian besar didorong oleh meningkatnya biaya bahan baku baterai lithium ion dan rentannya rantai pasokan baterai itu.

CATL sangat optimistis dengan kemampuan baterai garam untuk kendaraan listrik.

Mereka fokus untuk mengembangkan baterai berbasis garam untuk digunakan pada kendaraan listrik bertenaga baterai.

Bila baterai garam atau natrium sudah diproduksi massal maka dipastikan menurunkan harga kendaraan listrik bertenaga baterai secara signifikan sehingga bisa segera diadopsi oleh berbagai negara berkembang. (*)


KAGAMA EDISI CETAK

BACA JUGA

BERITA TERKAIT

JOGJANESIA