Profesor Diah Rachmawati Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM

367

Mengatasi Perubahan Iklim

Hal ini sangat penting untuk perbaikan tanaman atau pengembangan teknologi di bidang pertanian dalam mengatasi perubahan iklim.

“Kajian fisiologi tumbuhan mengintegrasikan informasi tingkat respons cekaman abiotik dan mengidentifikasi mekanisme toleransi cekaman yang diperlukan untuk merekayasa tumbuhan yang stabil di lingkungan.”

“Selain itu juga menghasilkan produk lebih banyak, dengan lebih sedikit air dan sumber daya yang semakin berkurang, untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi dunia,”paparnya.

Baca juga: Songsong Indonesia Emas 2045, Menko Muhadjir Effendy Targetkan Pembangunan Manusia

Diah mengatakan aplikasi fisiologi tumbuhan dapat membantu mengembangkan teknologi dan strategi mitigasi cekaman lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Strategi mitigasi dampak cekaman abiotik dapat dilakukan dengan pendekatan omics dan pemuliaan tanaman secara molekuler dan rekayasa genetika.

Pengembangan tanaman yang toleran terhadap cekaman menjadi salah satu upaya mitigasi cekaman lingkungan.

Dia menyebutkan penelitian fisiologi tumbuhan telah berhasil mengidentifikasi mekanisme toleransi tanaman terhadap suhu tinggi, kekeringan, banjir, dan cekaman lingkungan lainnya.

Baca juga: Bikin Investasi Jalan Tol Menarik, Danang Parikesit Wujudkan TIM BPJT

Salah satu cara untuk meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman salah satunya melalui skrining fenotif dan seleksi genetik dengan pemuliaan baik konvensional maupun rekayasa genetik.

Aplikasi fisiologi tumbuhan pada ekosistem dan lingkungan, lanjut Diah, dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk pemahaman dan pengelolaan lingkungan hidup.

Ia mencontohkan dalam upaya untuk mengurangi emisi CO2 dan mengatasi perubahan iklim.

Penelitian fisiologi tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk identifikasi spesies tumbuhan yang lebih efektif menyerap karbon berdasarkan analisis fotosintesis bersih yang dapat dilihat dari simpanan karbon.

Baca juga: Sri Sultan HB X: Untuk Wujudkan Poros Maritim Dunia, Indonesia Perlu Empat Kekuatan Ini

“Dari sejumlah penelitian terdahulu diketahui beberapa tumbuhan yang terindentifikasi memiliki penyerapan karbon yang tinggi antara lain Jabon (Anthocephalus cadamba), Tanjung (Mimusops elengi), dan Pule (Alstonia scholaris),” ungkapnya. (ika)