Bincang Desa Seri Ke-41
Desa Apps Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menghadirkan Bincang Desa Seri ke-41 pada hari Sabtu (4/6/2022) dengan mengusung tema: “Integrasi Tani-Ternak: Olah Limbah Jadi Pupuk”.
Baca juga: Transtoto: Hutan Jawa Terbakar Kasus KHDPK, Dapatkah segera Diredam?
Bincang Desa #41 menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Viagian Pastawan, S.Pt., M.Sc., Ph.D. Dosen Fakultas Peternakan UGM dan Dr. Ir. Eko Hanudin, M.P. Dosen Fakultas Pertanian UGM.
Bincang Desa kali ini dihadiri oleh 204 peserta secara online melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui Youtube AGRICIAChannel.
Limbah ternak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, kotoran ternak atau manure antarsatu ternak dengan yang lainnya tentu berbeda, bervariasi terhadap bentuk, warna, bau, dan komposisi.
Perbedaan tersebut datang karena karakter manure ditentukan oleh jenis ternak, pakan, umur, dan lingkungan.
Baca juga: DPMK Kabupaten Bantul Gelar Bimtek Global Gotong Royong Tetrapreneur
Salah satu ciri dan karakteristik yang sama adalah mengandung sumber nutrien yang bermanfaat bagi tanaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanah.
Limbah ternak dapat mengandung unsur hara N, P, dan K. Tetapi, jika unsur N dalam jumlah yang besar maka, dapat mencemari lingkungan khususnya air tanah maupun air permukaan.
Dalam industri peternakan, penanganan limbah ternak harus sudah direncakanan dan tidak bisa dipisahkan dari perencanaan peternakan secara keseluruhan.
“Penanganan limbah dalam industri peternakan tidak dapat terpisahkan dari perencanaan peternakan secara keseluruhan” tutur Viagian Pastawan, S.Pt., M.Sc., Ph.D.
Baca juga: Pancasila dan Dinamika Ideologi | oleh Achmad Charris Zubair
Penanganan limbah dilihat dari ketersediaan oksigen meliputi aerobik dan juga anaerobik.
Aerobik merupakan proses membutuhkan oksigen dalam prosesnya dan proses anerobik harus meminimalkan oksigen, agar proses perombakkan limbah dapat berlangsung secara sempurna.
