Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek ala Heni Indarwati

451

Baca juga: Selama Pandemi, Roda Perekonomian Lokal Perlu Digerakkan Melalui Pembangunan Desa

Di satu waktu, pelaku usaha anggrek juga kerap mengalami kesulitan modal dan lahan nursery.

Menghadapi ini, Heni tetap berusaha memperluas kebun dengan keuntungan yang didapat.

Tantangan lainnya yaitu pengusahaan barang-barang tertentu oleh agen importir.

Sejauh ini, tidak banyak yang bisa Heni lakukan selain memilih jenis bunga yang tersedia di importir, memesan lewat agen dengan jumlah terbatas, atau memutuskan untuk mencari varian anggrek lain.

Di samping rasa suka dan kemampuan melihat potensi pasar, seorang pelaku bisnis, kata Heni, juga harus bisa menganalisis peluang dan hambatannya.

Baca juga: Dekan: Fakultas Farmasi UGM Berkembang Juga Berkat Jasa Alumni

Penting juga untuk menghilangkan pikiran negatif, tentang kelangsungan bisnis ke depannya. Hal yang terpenting adalah berani untuk memulai.

“Kemudian siap dengan tantangan dan risikonya, membuka jaringan seluas-luasnya, serta bergabung dengan komunitas-komunitas bisnis atau pecinta anggrek untuk menaikkan daya jual kita,” tuturnya.

Tidak sama dengan bidang bisnis lain, berbisnis anggrek membutuhkan keahlian khusus.

Heni harus lebih dulu mengenali produknya dengan mempelajari sekian banyak spesies anggrek dan cara perawatannya.

“Kenali target market kita, kalau kebanyakan konsumen adalah ibu-ibu PKK, maka sediakan anggrek dengan harga terjangkau.”

“Selain tanamannya, kita juga bisa menjual perlengkapannya, misalnya media tanamnya, pupuknya, bibitnya, dan lain-lain.”

“Penjualan seharusnya tidak terputus begitu saja, penjual harus tetap memberi pelayanan after selling. Tawarkan pilihan yang cocok kepada pembeli untuk menimbulkan trust pembeli ke penjual. Jadi, kita tidak hanya sekadar menjual dan memenuhi permintaan pembeli saja,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Rektor Dorong Fakultas Farmasi UGM Majukan Industri Farmasi Indonesia