Cara Opik Mahendra Menggerakkan Masyarakat di Masa Pandemi Lewat Media Konvensional

528

Baca juga: Almarhum Prof. Hartono di Mata Kolega: Tegas, Amanah, dan Senang Berbagi

“Kita mengajak masyarakat untuk tidak menyerah di masa pandemi, dengan menguatkan jaring pengaman sosial dan ekonomi. Dengan media sosial Jogo Tonggo berhasil digerakkan,” tutur pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah itu.

Di samping itu, banyak platform atau aplikasi digital dibuat khusus untuk melakukan komunikasi dan penyuluhan pertanian.

Selain Desa Apps, para petani juga bisa mengakses informasi melalui aplikasi lain salah satunya Agro Jowo yang diluncurkan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng.

Melalui aplikasi ini, para petani bisa menampilkan informasi harga-harga komoditas di tingkat petani.

Opik mengatakan, dewasa ini media daring telah merajai dunia informasi dan hampir meruntuhkan eksistensi media-media konvensional.

Baca juga: Aksi Solidaritas KAGAMA Balikpapan untuk Tenaga Non Kesehatan Rumah Sakit

Meskipun demikian, Opik percaya bahwa media konvensional salah satunya koran masih menjadi media yang tepat untuk menyampaikan informasi secara akurat dan komprehensif kepada masyarakat.

“Walaupun sudah terlihat usang, tetapi surat kabar itu old but gold. Kita bisa menyampaikan opini, ide-ide, maupun pemikiran terhadap sebuah isu.”

“Ketika tulisan berhasil di muat di media massa, hal tersebut menjadi kepuasan tersendiri bagi penulisnya,” jelas alumnus jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UGM angkatan 2004 itu.

Sebagai orang yang kerap menulis opini di media massa, tema pertanian menjadi tema andalan Opik untuk diangkat ke dalam tulisannya.

Wakil Sekretaris KAGAMA Jateng itu mengatakan, tema pertanian bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, sehingga penulis punya kesempatan untuk mengeksplorasi banyak isu hanya dalam satu tema tersebut.

Baca juga Dubes Salman: Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan Sudah Berumur Lebih dari 325 Tahun