Pandemi Menguji Nasionalisme, Ganjar Terapkan Kebijakan Berbasis Kekuatan Rakyat

483
Kita mulai dari kekuatan yang ada di masyarakat. Secara bottom up kita buat program Jogo Tonggo, menjaga tetangga dengan kekuatan lokalitas yang dimiliki. Foto: Ist
Kita mulai dari kekuatan yang ada di masyarakat. Secara bottom up kita buat program Jogo Tonggo, menjaga tetangga dengan kekuatan lokalitas yang dimiliki. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Masifnya penularan Covid-19 juga menuntut masyarakat untuk ikut berubah secara cepat.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, seluruh elemen masyarakat termasuk pemerintah mengaku belum memiliki persiapan matang menghadapi situasi yang mendadak ini, salah satunya di sektor pendidikan.

“Banyak murid mengeluh soal KBM jarak jauh, termasuk cara mengajar gurunya selama pandemi. Ditambah lagi akses ke jaringan internet belum memadai, dari segi kualitas dan pembiayaannya yang masih kurang,” terangnya.

Hal ini Ganjar sampaikan dalam Seminar PPRA LX LEMHANAS RI, bertajuk Nasionalisme di Tengah Pandemi Covid-19 dalam Menyongsong Indonesia Emas, yang digelar pada Selasa (21/7/2020), secara langsung dan daring.

Menurutnya kurikulum pendidikan di situasi pandemi harus dibuat berbeda dari kurikulum pendidikan di masa normal.

Baca juga: Resmi Dilantik Jadi Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Nizam Ingin Wujudkan 3 Kunci

Ganjar kemudian mengambil kebijakan dengan memberi relaksasi konten belajar yang lebih fokus pada pengembangan budi pekerti dan karakter anak.

Di samping pendidikan, pandemi Covid-19 juga menguji rasa nasionalisme masyarakat, termasuk kontribusi yang nantinya diberikan.

“Situasi sekarang menjadi tanda bahwa kita harus melakukan revolusi besar, termasuk riset dan tata ulang,” ujarnya.

Sementara di sektor kesehatan, ketersediaan masker semakin langka. Pemprov Jateng hingga saat ini masih mengupayakan. Demikian juga, baju hazmat, rumah sakit, dan SDM menjadi fokus yang digarap Ganjar selama pandemi.

Untuk mewujudkan itu, Ganjar berencana menggandeng industri untuk bekerja sama membuat APD, seperti masker dan baju hazmat.

Baca juga: Strategi Petrus Kasihiw Jadikan Teluk Bintuni Kabupaten Berzona Hijau di Indonesia