Ganjar Rangkul Semua Lapisan Masyarakat untuk Hadapi Pandemi Covid-19, Begini Strateginya

304

Baca juga: Pasca Lulus, Alumnus UGM Akan Menghadapi Situasi yang Menarik dan Kompleks di Masa Pandemi

Alumnus Fakultas Hukum UGM itu melihat masih ada sebagian masyarakat yang hingga hari ini masih belum memahami, bahkan tidak percaya dengan adanya pandemi Covid-19.

Sosialisasi yang dilakukan sejauh ini masih belum diterima dengan baik oleh masyarakat.

Ganjar ingin membentuk social re-engineering, yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti tokoh agama, antropolog, sosiolog, dan psikolog.

“Masyarakat punya persepesi yang berbeda-beda tentang apa yang sedang mereka hadapi. Ada yang percaya dan ada yang tidak percaya, ada yang percaya tetapi tidak sepenuhnya memahami protokol kesehatan, dan sebagainya.”

“Untuk itu, kita ajak semua orang dari berbagai bidang untuk bicara,” tutur Gubernur Jawa Tengah itu.

Baca juga: Proposal 10 Lembar yang Mengantarkan Ketua KAGAMA Pertanian Miliki 23 Perusahaan

Meskipun demikian, Ganjar menemukan beberapa kepala desa yang berinisiatif dan bisa melakukan pendekatan yang tepat kepada masyarakat.

Para kepala desa ini menempatkan pelayanan masyarakat sebagai langkah konkret pertama yang dilakukan sebelum menerapkan peraturan.

“Mereka berkomunikasi baik-baik terlebih dahulu sebelum memberikan himbauan. Untuk itu, konsep ‘ngewongke’ (memanusiakan) masyarakat menjadi suatu langkah yang tepat. Orang jadi terdorong untuk mengikuti dan merasa tenang,” jelas Ganjar.

Setelah mengupayakan adanya titik temu antara bottom up dan top down dengan Jogo Tonggo, Ganjar sedang merencanakan adanya gerakan Jogo Kerjo, Jogo Pesantren, dan Jogo Pasar.

Hal ini karena mulai muncul klaster baru atau potensi penularan tinggi di ruang-ruang publik tersebut. Langkah ini dilakukan supaya basis komunitas bisa didorong.

Baca juga: Menuju Indonesia Emas, Hendri Saparini Dorong Reformasi Ekonomi yang Adil