Awal Tahun Depan Indonesia Siap Produksi Vaksin Covid-19 dalam Skala Besar

467

Baca juga: Resmi Nahkodai KABIDGAMA 2020-2022, Indri Ingin Kembangkan Potensi dan Ide Alumni dengan Kolaborasi

Mereka adalah PT Bio Farma (Persero), Kementerian Kesehatan, Kemenristek/BRIN, dan Kementerian Luar Negeri.

Serta sejumlah departemen penelitian dari berbagai universitas yang dipelopori oleh Lembaga Eijkman.

Dana yang terkumpul akan digunakan sebesar Rp40,5 miliar untuk mengembangkan vaksin tak aktif bersama perusahaan biofarma Tiongkok, Sinovac, atau perusahaan lain.

Kemudian, biaya pengembangan protein rekombinan mencapai Rp63,2 miliar. Ada juga biaya Rp71,6 miliar untuk mengembangkan vaksin berbasis mRNA/DNA.

“Estimasi di atas adalah biaya yang dikeluarkan pengembangan vaksin tanpa memerhatikan faktor pabrik,” kata Ghufron.

Baca juga: Presiden Jokowi: Kebijakan Normal Baru Harus Mempertimbangkan Data Sains

“Sebab, saat ini Bio Farma memiliki fasilitas pabrik sendiri yang siap untuk mengembangkan vaksin Covid-19.”

“Biaya di atas meliputi pengembangan mulai dari tahap pra klinik, uji klinik hingga langkah mendaftarkan (paten),” jelasnya.

Sebagai catatan, biaya di atas juga belum termasuk untuk keperluan komersial.

Skema biaya pengembangan vaksin di atas juga diasumsikan bahwa Bio Farma akan berupaya secara mandiri ketika memasuki fase produksi.

Menurut rencana, kapasitas produksi vaksin Bio Farma akan dioptimalkan hingga 250 juta dosis per tahun. (Ts/-Th)

Baca juga: Empat Alumnus Fakultas Farmasi UGM Resmi Tempati Jabatan Tinggi PT Phapros