Baca juga: Perry Warjiyo Lantik Pengurus Daerah KAFEGAMA Sumatera Utara
“Dalam hal ini, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menugaskan Lembaga Eijkman untuk mengadakan penelitian vaksin,” terang sosok 58 tahun tersebut.
Kata Ghufron, pihaknya telah membuat rencana pengembangan vaksin mulai sejak Maret lalu.
Kala itu, Lembaga Eijkman memulainya dengan persiapan desain studi dan pencarian sumber daya pendanaan.
Sejauh ini, Lembaga Eijkman telah berhasil memperkuat pengkodean gen untuk protein berbentuk gerigi (S) dan kulit protein (N) dari virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2.
Beberapa versi gen S, seperti Receptor Binding Domain atau full-length juga telah berhasil dikembangkan dan dikloning sebagai vektor dasar (pembawa).
Baca juga: Nasi Berkat Yasinan Jadi Andalan Rohidin Mersyah saat Kuliah di UGM
Kultur dan perbanyakan virus SARS-CoV-2 dari isolat Indonesia pun telah dilakukan.
Kelak virus akan disiapkan sebagai kontrol positif dalam pengujian imunogenisitas hewan percobaan.
Pada akhir Januari atau awal Februari 2021 nanti, bibit vaksin dijadwalkan siap untuk diproduksi dalam skala besar.
Menurut Ghufron, riset ini dapat dilakukan berkat dukungan pendanaan dari berbagai instansi.
Berbagai instansi tersebut merupakan kolaborasi antara BUMN Farmasi dengan beberapa kementerian.
Baca juga: Konsep New Normal dalam Pandangan Orang Jawa
