KAGAMA Menulis V Jadi Ajang Peluncuran Buku The Story of Gondes Karya Nursodik Gunarjo

2450

Baca juga: Tatanan Norma Baru Muncul Setelah Manusia Gagal sebagai Khalifah Bumi

Gun kemudian kembali bertanya kepada audiens ketika dia memberikan gambar sebuah gelas. Ternyata, tak ada satu pun audiens yang memberikan deskripsi sama atas gelas yang ditampilkan.

Hal itu menjadi bukti bahwa setiap orang punya sudut pandang masing-masing dalam memandang sesuatu.

“Bahan yang sama dan sederhana itu bisa ditulis sebagai bahan tulisan Anda,” tutur Gun.

“Jangan khawatir, storytelling yang penting adalah authencity, keaslian.”

“Selama Anda bisa mendefinisikannya dengan baik, itu akan menjadi hal yang menarik,” terangnya.

Baca juga: Jika Tak Setuju New Normal, Silakan Tetap Tinggal di Rumah

Oleh karena itu, pria yang juga bekerja di Kementerian Kominfo tersebut menekankan, dalam membuat sebuah tulisan, penulis tidak sekadar menyampaikan sesuatu.

Namun, lanjut Gun, seperti apa cara penyampaian yang dipilih dalam sebuah tulisan. Hal ini ada kaitannya dengan siapa audiens yang disasar.

Bagi Gun, seorang penulis bak seorang juru masak. Kata dia bahan bisa apa saja, tetapi bila ditangani juru tangan yang berbeda, maka hasilnya juga berbeda.

Pria kelahiran Wonosobo ini kemudian mengibaratkan dengan warung sate di satu kota yang jumlahnya banyak. Namun, setiap orang pasti akan memiliki kecenderungan untuk mengunjungi warung tertentu karena kecocokan rasanya.

Hal itu jika dikembalikan pada konteks semula, maka berarti tulisan juga tentang sebuah rasa. Oleh sebab itu, Gun berpesan, untuk tidak meniru tulisan dari penulis manapun.

Baca juga: Suka Jeprat-jepret? Ayo Ikuti Kompetisi Foto KAGAMA 2020 dan Rebut Total Hadiah Rp25 Juta!