Pendidikan dan Regulasi Kunci Penting Lawan Pelanggaran Etika Bisnis di Era Digital

2141

Baca juga: Soal Vaksin Corona, Begini Kata Pakar UGM

“Demikian juga pencurian data pribadi lewat platform digital. Lima bahaya laten itu masih terjadi di era digital,” jelasnya.

Mengutip dari salah seorang pakar, Mahfud mengatakan isu etika paling banyak ditemui di era digital, di antaranya ada privasi, nanoteknologi, menggeser pekerjaan orang dengan teknologi, dan sebagainya.

“Celakanya lingkungan bisnis di era digital yang tidak etis ini menimbulkan dampak yang semakin masif,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM ini.

Dulu dampak pelanggaran etika bisnis hanya menyebar di lingkungan sekitar perusahaan. Namun, di era digital ini dampaknya bisa lebih luas, bahkan ke tingkat global.

Era digital memang tak bisa kita hindari, tetapi harus ada upaya untuk mengurangi pelanggaran etika bisnis ini, agar tidak merugikan masyarakat.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Munculkan Persoalan Limbah Medis

Pendidikan etika, kata Mahfud, menjadi kunci penting untuk memerangi pelanggaran etika bisnis di era digital.

Umpamanya di level perguruan tinggi, penting menghadirkan satu mata kuliah yang fokus membahas etika bisnis.

Lebih baik lagi, menyisipkan pemahaman-pemahaman etika bisnis di setiap mata kuliah, utamanya yang berkaitan langsung dengan dunia usaha dan ekonomi.

Proses untuk menuju perilaku yang etis diawali dengan membangun kesadaran. Banyak orang tidak sadar bahwa dirinya melanggar etika bisnis.

“Tidak sadar bahkan sudah menjadi kebiasaan, misalnya menggunakan barang kantor untuk kepentingan pribadi.”

Baca juga: Adopsi Gerakan Canthelan, KAGAMA Sulbar Galang Solidaritas di Masa Pandemi