Alumnus UGM Sebut Respon Sosial Masyarakat Turut Menentukan Keberhasilan Samarinda Hadapi Pandemi

943

Baca juga: Soal Penawar Covid-19, Guru Besar Farmasi UGM: Tidak Mudah Suatu Obat Baru Sampai ke Tangan Konsumen

Di samping itu, pihaknya sengaja tidak melakukan pengelompokan terhadap populasi berisiko, demi mencegah munculnya klaster baru.

Contohnya, karantina di lokasi bagi pendatang, mahasiswa, masyarakat dari daerah transmisi langsung.

Lebih lanjut dia menjelaskan, sampai saat ini puskesmas-puskesmas di Samarinda masih melakukan upaya yang promotif, preventif, edukatif, dan menjadi buffer pelayanan kesehatan.

Pendekatan sosial kini sedang diterapkan RS karantina di Samarinda.

Sejauh ini, sudah ada beberapa rumah sakit karantina di wilayah Samarinda, yakni Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Pemprov Kaltim, RSUD Abdul Wahab (AW) Sjahranie, dan RSUD IA Moeis.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19 pada Tenaga Medis, Fakultas Farmasi UGM Lakukan Uji Kualitas APD

Dinas Kesehatan Samarinda, kata Osa, mengizinkan para peserta untuk beraktivitas di pagi atau sore.

Tentunya hal ini dilakukan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, seperti mengatur jarak antar sesama dan menggunakan masker.

Selain itu, pasien juga diberikan edukasi terkait penggunaan alat-alat pemeriksaan kesehatan sederhana.

Misalnya, alat pengukur tekanan darah, alat pengukur suhu tubuh, dan alat pengukur kadar oksigen darah.

“Bersamaan dengan itu pula, diberikan bantuan bahan pangan dari Pemkot yang disalurkan melalui RS karantina,” ujar Osa. (Kn/-Th)

Baca juga: Bagaimana Mengatasi Jam Tidur yang Kacau Selama Pandemi Covid-19?