Prof. Hamzah Berahim Wafat, Pesan Energi Ramah Lingkungan Jadi Peninggalannya

1164

Baca juga: Komunitas M214 Salurkan Bantuan Face Shield Bikinan Sendiri untuk Tenaga Medis

Hamzah menilai, tantangan dunia saat ini adalah mendapatkan sumber energi yang tidak habis untuk masa mendatang.

Selain itu, katanya, energi juga harus mudah tersedia di mana pun, bisa diubah ke bentuk lain, dan ramah lingkungan tanpa cemaran.

Dia melihat beberapa aspek tersebut bisa ditemukan pada energi listrik.

“Dewasa ini tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan utama dan menjadi bagian hidup masyarakat,” tutur Hamzah, melansir laman resmi UGM.

“Sebab, listrik telah membuktikan keunggulannya dibandingkan bentuk energi lainnya,” lanjut penulis buku Teknik Tenaga Listrik Dasar itu.

Baca juga: Misi Dalang Muda Ki Rizky Widia Fatturohman, Dorong UKJGS UGM Lebih Profesional

Oleh karena itu, kata Hamzah, menyongsong era global, upaya penataan pranata kebujakan perlu dilakukan.

Hal itu untuk mendorong riset ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk Teknik Tenaga Listrik.

Hamzah juga mencermati fenomena yang terjadi di Indonesia sepanjang 2007.

Dia mengatakan, 70 persen kecelakaan pesawat Boeing dunia terjadi di Indonesia.

Hal itu membuat sejumlah negara melarang penerbangan maskapai dari Indonesia.

Baca juga: Ketua KAGAMA Bogor Raya Sebut Jargon ‘Guyub Rukun Migunani’ Tak Pernah Salah

“Tercatat selama tahun 2007, terdapat 7 pesawat Boeing mengalami kecelakaan ringan maupun berat. Lima diantaranya terjadi di Indonesia,” ucap Hamzah.

Salah satu peristiwa yang disebut Hamzah terjadi pada 7 Maret 2007, ketika Boeing 737-400 milik Garuda Indonesia mengalami kecelakaan di Yogyakarta.

Menurut Hamzah, musibah sebetulnya bisa ditangani oleh KMNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).

Hanya, kata dia, KMNKT bisa melakukan investigasi lebih baik apabila ada badan lain yang ikut membantu.

Yakni mengaudit manajemen Reliability-Centered Maintenance (RCM) sesuai dengan standar Operation Safety Audit (OSA).

“Dengan demikian, badan ini dapat memberikan sertifikat bahwa pesawat ini layak terbang.”

“Pun dengan peralatan transportasi yang lain. Seperti kapal laut, kereta api dan lain-lain,” pungkas Hamzah. (Ts/-Th)

Baca juga: Sosiolog UGM Ungkap Kunci Penting Mengatasi Permasalahan Desa di Tengah Pandemi Covid-19