Banyak Perilaku Sosial Baru di Masa Pandemi Covid-19, Desa Perlu Buat Pranata Sosial

967

Baca juga: Sosiolog UGM Sebut Desa Panggungharjo Bisa Dicontoh untuk Tangani Wabah Covid-19

Dia menerangkan, sebagian dari masyarakat masih ada yang belum sadar tentang kondisi kritis yang dihadapi saat pandemi Covid-19 ini.

“Untuk itu, pemerintah desa masih terus mengajak masyarakat bersama-sama saling memberikan pemahaman, sehingga warga yang belum sadar kemudian saling menjaga,” terangnya.

Upaya ini, kata Yudi, sekaligus dalam rangka memunculkan rasa aman dan nyaman bagi mereka yang memiliki kekhawatiran berlebihan.

Sementara pakar sosiologi perdesaan UGM, Dr. Arie Sujito mengatakan, PTC-19 yang dilakukan Yudi merupakan pengalaman baik yang bisa dicontoh oleh desa-desa lainnya.

Terutama desa-desa yang memiliki kondisi geografis dan sosio-kultural yang sama.

Baca juga: KAFEGAMA DIY Salurkan Bantuan Sembako kepada Kelompok Terdampak Covid-19 di Malioboro dan Pasar Beringharjo

Langkah ini tak mungkin terwujud tanpa adanya partisipasi dan kepemimpinan yang kuat.

Namun, selain partisipasi, kata Arie, penting juga untuk menggalakkan solidaritas, kampanye literasi sosial, misalnya peduli kesehatan dan solidaritas korban.

“Jika masyarakat mau memanfaatkan momentum ini untuk membangun rasa solidaritas, maka kita akan mempunyai pertahanan yang kuat.”

“Namun, perlu diingat solidaritas ini ditujukan untuk jangka pendek. Jangka menengah hingga jangka panjang menjadi tanggung jawab pemerintah,” tutur Majelis Pakar Karang Taruna DIY ini. (Kn/-Th)

Baca juga: Program Kota Tanpa Kumuh dari Kementerian PUPR Dukung Pencegahan Covid-19