Ketua KAGAMA Sukoharjo Jelaskan Langkah yang Harus Diambil Pemerintah untuk Pulihkan Ekonomi Pasca Corona

1347

Baca juga: Cerita Ketua KAGAMA Bogor Raya Berguru kepada Orang-orang Berdarah Biru Semasa Kuliah

“Karena  tipologinya yang berbeda kami berharap proses penanganan harus sesuai dengan karakteristik keadaan, supaya tidak salah sasaran,” terang Darsono.

Menurut data yang didapat Darsono, keadaan perekonomian di Solo Raya dapat dibedakan dengan dua tipologi, yakni produksi dan spasial.

Untuk tipologi produksi, kata dia, ada 33,66% usaha produksi non-pertanian, 16,29% pertanian, 38,06% perdagangan, dan jasa 11,99%.

Sementara untuk tipologi spasial, wilayah Surakarta dominan dengan jasa dan diserbu pekerja dari luar Surakarta.

Hal ini berbeda dari Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, yang masuk dalam Solo Raya.

“Kalau di Boyolali dominan pertanian, pekerjanya masih dominan penduduk domestik,” tutur Darsono.

“Sementara di Sukoharjo, ada bidang pekerjaan pertanian, konveksi, dan herbal. Di sana mulai ada mobilitas tenaga kerja ke luar daerah.”

Baca juga: Kalimat Pertama Menhub Budi Karya Sumadi Setelah Sembuh dari Virus Corona

“Di Karanganyar, bidang pekerjaannya pertanian dan konveksi. Pekerjanya masih dominan penduduk domestik,” terangnya.

Darsono melanjutkan, di Wonogiri para pekerja di dominasi oleh orang dari luar daerah yang berkecimpung di bidang perdagangan.

Kalau di Sragen, ada bidang pertanian dan konveksi. Ada juga aktivitas retailing yang ditandai dengan masif para pekerja di sana karena sering ke luar kota.

Adapun bidang pekerjaan di Kklaten didominasi oleh pertanian dan pekerjaan formal ke luar kota.

“Kami harapkan untuk bisa memulai gerakan transformasi modus transaksi dari fisik menuju ke online,” kata Darsono.

“Selain itu, memberikan hal-hal yang sifatnya bisa mengtisipasi physical distancing agar proses produksi tetap terjadi,” tutur pria kelahiran 1966 ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Prof. Soekanto Reksohadiprojo dalam Memori: Tentang Kebijaksanaan, Kecerdasan dan Humanisme